Bahwa sesungguhnya perayaan hari lahirnya Gereja Kristen Injil di Tanah Papua, 26 Oktober 1956 merupakan Anugerah Tuhan yang dinyatakan sepanjang masa di atas negeri kulit hitam berabad yang lalu.
Penting bagi kita mereview sejarah agar menghantarkan kita pada masa lalu untuk mengetahui seluk-beluk para pendahulu dan perintis pekabar Injil dengan segala karya, pelayanan, pengabdian hingga berdirinya gereja Tuhan yang diwarnai dengan perayaan dan syukur.
Regenerasi yang hidup dewasa ini rentan melupakan sejarah. Oleh karena itu, goresan ini ditorehkan untuk membawa kita ke alam berpikir supaya melihat lebih jauh masa lalu yang penuh gelora demi mewujudkan gereja yang esa di atas Tanah Papua.
Cikal bakal pembentukan embrio Gereja Kristen Injili di Tanah Papua atau singkat disebut (GKITP) tidak terlepas dari hasil sejarah penginjilan serta karya dan pelayanan para Zendeling selama satu abad (1855-1956) di bumi Cenderawasih.
Napak tilas lahirnya gereja tua adalah sebuah pergumulan dan perjuangan yang panjang dalam menorehkan gebrakan untuk menyatakan Syalom Allah di atas Tanah Papua.
Menggeluti fenomena sejarah pada masa awal, maka kita akan menjumpai batu nisan bapak leluhur Pekabar Injil di Kwawi yang bertuliskan : "Berbahagialah orang yang tidak nampak namun percaya".
Tulisan ini, sejatinya mengingatkan kita bahwa keadaan pada masa itu tidak sebaik sekarang. Patut diakui, awal penginjilan itu dilangsungkan belum satupun pekerjaan yang nampak bahkan satu pun orang Papua yang belum mengalami pertobatan maupun menyambut-Nya dengan terbuka.
Namun, penanaman Injil tidak hengkang sampai disitu. Para Malaikat penyelamat utusan Utrech Zendings Verenigeeng (UZV) dan Nederlandsche Hervormd Kerk (NHK) yang datang di kemudian hari usai wafatnya Ottow & Geissler, sepenuhnya mereka memberikan perhatian dalam perintisan dan penaburan benih Firman Tuhan.
Meskipun diperhadapkan dengan karakteristik dan dinamika kehidupan orang Papua pada masa itu yang menggeliat dan terbentur dengan kepercayaan kafir bahkan adat istiadat yang tidak mau tunduk pada kenyataan Injil.