Lihat ke Halaman Asli

Berpacu Mengejar Mimpi

Diperbarui: 8 Januari 2025   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berpacu Mengejar Mimpi
Karya : Sim Chung Wei

Langit kelabu menyelimuti pagi
jarum jam terus berdetak tanpa henti.
seperti angin yang tak dapat dirantai,
waktu berlalu, takkan pernah kembali.

Langkah-langkah kecil kutapaki,
di lorong sunyi, di tengah keramaian hari.
tetes air membasahi bumi
Namun detik-detik tak pernah bersabar

Mimpi-mimpi bersarang di pelupuk mata,
akankah sempat kugapai semua itu
saat bayang senja kian meradang.
menuntun maju, namun juga mencuri harapan.

Jiwaku berlari, menantang arus,
merangkai kisah sebelum semua pupus.
seiring degup jantung yang kian cepat,
aku menari di tepi garis akhir harapan

Hingga nafasku berpadu dengan sunyi,
Waktu berhenti, tapi arti tetap abad
kubiarkan jejakku tertanam di bumi,
Menjadi cerita  warisan bagi yang mencintai

Jakarta, 8 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline