Lihat ke Halaman Asli

Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017, Peluang Ahok Nol

Diperbarui: 12 Februari 2016   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak analisis yg ditulis oleh tokoh dan kaum cendekia tentang Pilkada DKI jakarta.Juga banyak opini tentang hal ini yg dikemukakan para pengamat yg mumpuni.Mencermati hal ini maka sebagai orang awam yg juga mengikuti berita tentang Ahok dan sepakterjangnya di DKI Jakarta saya mengemukakan pendapat dan opini masyarakat yg terekam dari berbagai pemberitaan.Syah syah saja yg mengklaim diri sebagai calon kandidat gubernur DKI Jakarta.DAn boleh juga mereka yakin akan menang dalam Pilkada itu.Perlu diingat bahwa masyarakat DKI itu sangat majemuk serta kompleks.

Peluang semua kandidat dapat dikatakan sama pada saat awal proses pemilihan.Mereka semua belum punya satu pun suara yg syah karena masih berupa dukungan.Dan nantinya baru dikatakan syah dan dihitung setelah pemilihan berlangsung.Hasil itu pun masih perlu proses penetapan sehingga diakui oleh KPU dan diumumkan kepada khalayak. Jadi saat ini semua kandidat atau balon (bakal calon) boleh mengklaim apapun yg mau dan dianggap benar olehnya.

Masyarakat Jakarta sudah tunjukan signal yg kuat akan memilih siapa sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 nanti. HAl ini bisa dilihat di media televisi atau dibaca di berbagai media online serta media cetak.Masyarakat sudah sangat jelas mengeluarkan statemen dan suara tentang kepada siapa mereka mendukung dan memilih nantinya pada gelaran pilkada tersebut.Bisakah kita mendengar atau membaca gelagat atau prakiraan ini menentukan pandangan kita tentang Pilkada tersebut.Bila kita Bijak maka sudah sepantasnya Pilkada DKI tidak perlu diadakan tetapi cukup dengan pengesyahan pada satu calon Gubernur DKI Jakarta.

Memang masih banyak tokoh dan sosok yg ikut bersuara tentang peluang mereka dalam pilkada DKI tahun 2017.Tetapi belajar dari pengalaman pilkada serentah thn 2015,kita melihat bahwa Tririsma walikota Surabaya menang mutlak dan juga beberapa kandidat yg diakui prestasi kerjanya.Kita tidak baik memboroskan anggaran uang negara yg dimiliki rakyat Indonesia hanya utk memenuhi keinginan tokoh dan sosok yg mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.Sebaiknya uang yg dianggarkan dipakai mempercantik semua bantaran kali yg ada di DKI jakarta dan bisa difungsikan sebagai taman atau taman publik.

Membaca semua media sudah tampak jelas peluang Ahok yang dapat dikatakan NOL utk kalah.Jadi buat apa membuang waktu dan tenaga hanya untuk mendukung orang yg sudah pasti kalah.Masyarakat yg cerdas sudah pasti akan mendukung Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017.Analogi yg cocok dalam hal ini seperti menasehati calon pengantin yg sudah dilamar dan menerima utk membatalkan acaranya.Kita sudah tahu pasti nasehat atau rayuan itu tidak akan dianggap apalagi diterima.Himbauan utk para bakal calon yg ingin jadi Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 lebih bersabar menunggu tahun 2022 saja dimana Ahok sudah tidak ikut lagi.

Sudah dapat dikatakan peluang Ahok itu NOL utk kalah jadi buat apa meneruskan langkah lebih baik semua bersabar menunggu tahun 2022 saja.Bila ada yg berbeda pendapat dan analisis saya persilahkan utk terus bersuara tetapi hati hati suatu saat ramalannya dapat meleset dan tidak berlaku.Ini Jakarta yg sangat dinamis dalam kehidupan masyarakatnya tetapi sekali masyarakat mengambil sikap maka tak akan ada satu pun faktor yg dapat merubahnya.Masyarakat DKI Jakarta sudah tentukan sikap mereka.Tergantung kita apa bisa membaca dan mendengar suara dan sikap mereka.Mudah mudahan kita dapat cepat sadar akan semua ini dan mengerjakan tugas lain bagi bangsa ini sehingga tidak saja Jakarta yg maju tetapi juga masyarakat yg hidup di wilayah lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline