Lihat ke Halaman Asli

Teori Probabilitas Untuk Penjaga Bangsa

Diperbarui: 11 Januari 2016   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah dengar teori kemungkinan atau probabilitas? Kalau kita tidak pernah bolos waktu pelajaran matematika di SMP, pasti kita pernah belajar tentang teori ini. Tidak perlu mengingat rumusnya secara matematis. Tapi yang pasti kita ingat, semakin banyak data maka semakin tinggilah nilai peluang, atau nilai kemungkinan. Berbanding terbalik juga, semakin banyak hasil yg hendak diperoleh, semakin kecil juga nilai peluang atau nilai kemungkinan.
Contohnya nih. Apabila ada satu koin dengan dua sisi; ekor dan kepala.

Maka ketika kita melempar koin ke udara, sisi ekor dan kepala memiliki peluang yang sama untuk untuk muncul. Jadi kalau kita misalnya memilih ekor, maka peluang sisi ekor muncul adalah 50%. Perhatikan, karena hanya ada dua sisi yang menjadi hasil, maka peluangnya semakin besar. Kalau kita coba melempar dadu yang bersisi enam, tentu peluang masing-masing sisi semakin kecil, karena peluang sekali lempar harus dibagi 6. Baik koin atau dadu, semakin sering kita lempar, maka semakin besar kemungkinan salah satu sisi untuk muncul. Sederhana khan? Sangat sederhana memang.

Aku baru membaca berita bahwa DUA orang polisi satlantas dikeroyok oleh BEBERAPA prajurit TNI AL. Kalau dibaca kronologisnya, ternyata prajurit TNI AL ini adalah bagian dari iring-iringan mobil yang berisi prajurit TNI AL . Dengan kata lain, ada beberapa mobil yang berisi lebih dari satu prajurit. Katakanlah bahwa iring-iringan itu terdiri dari 100 org (ambil angka maksimal) dan katakanlah bahwa yang mengeroyok hanya 2 org. Maka dari 100 orang itu, ada 2% orang yang mengeroyok polisi.

Tindakan pemukulan atau pengeroyokan sangat erat kaitannya dengan ketidakmampuan mengolah emosi. Menurutku, justru disinilah seharusnya keteladanan para penegak hukum dan orang-orang yang tugasnya membela ketahanan negara; kecakapan mencerna situasi dan kemampuan mengambil keputusan tepat dengan cepat. Tindakan emosional dan tempramental adalah tindakan yang tidak termasuk di dalamnya.
Jadi, kembali ke masalah kemungkinan tadi. Apakah mungkin iring-iringan TNI AL itu mencapai 100 orang? Apakah mungkin yang mengeroyok hanya 2 orang?
Kalaupun benar demikian, maka BERDASARKAN TEORI KEMUNGKINAN DAN PELUANG yang kita pelajari waktu SMP, maka kita dapat menjawab pertanyaan berikut;
Dari x orang jumlah prajurit TNI AL di Indonesia, berapa persenkah yang tidak mampu mengontrol emosi dan tempramennya?
Selamat berhitung.

Sumber:

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/10/22591751/Pukul.Polisi.Lalu.Lintas.Oknum.Anggota.TNI.Ditahan.di.POMAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline