Lihat ke Halaman Asli

Survei Ulang Jalur Napak Tilas GIKI di Buluh Awar

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PATUMBAK. Kamis (30/5/2013). Disela-sela percakapan setelas selesai kebaktian persekutuan 'Gereja Injili Karo Indonesia (GIKI)' di Patumbak, beberapa relawan GIKI yang sebelumnya telah melakukan survei jalur napak tilas ‘Sehna Berita Si Meriah Man Kalak Karo’ atau kita kenal dengan ‘penginjilan kepada masyarakat Karo’ sepakat akan melakukan survei ulang (6/6/2013). Survei kali ini memang sudah diagendakan, walau pelaksanaannya lebih cepat dari yang direncanakan, dimana sebelumnya menurut kesepakatan bersama, survei ulang akan dilakukan sekitar seminggu sebelum hari pelaksanaan acara (25/6/2013). Team survei akan mengawali pengamatan dari Simpang Pasar Baru - Kinangkung hingga Buluh Awar. Di jalur Sp. Pasar Baru – Buluh Awar ini direncanakan para penapak tilas nantinya akan dibawa dengan kendaraan. Jalur ini dianggap penting untuk dilewati agar peserta dapat melihat kondisi alam sekitar dan merasakan langsung tantangan yang dihadapi para perintis pekabaran injil dahulu. Tugas team survei di jalur ini adalah merencanakan pengangkutan para peserta napak tilas agar aman selama diperjalanan dan tepat waktu sampai di Buluh Awar, mengingat medan yang dilewati sangat ekstream, apalagi jika berkendara menggunakan roda empat, dimana jalannya yang berliku, berbatu-batau, sesekali lumpur licin, jalan basah dan licin, sempit, jurang yang terjal, berkabut, dan rawan longsor. Selanjutnya, team akan bergerak dari Buluh Awarmelewati Selawang – Ketangkuhen – Maertelu – Bukum – Selange-lange – hingga di Doulu. Ini-lah nantinya yang akan menjadi rute perjalanan para napak tilas.

Dari Buluh Awar hingga ke Maertelu, dalam pengamatan survei yang pertama (25/5/2013) dianggap tidak ada masalah, karena akses jalannya cukup bagus bagi pejalan kaki. Di jalur ini tugas team adalah memasang tanda-tanda penunjuk arah dan merencanakan titik pemberhentian dan bantuan yang tepat untuk mengantisipasi hal-hal seperti peserta yang keletihan, pingsan, kecelakaan, dlsb.

Dari Maertelu, perjalanan akan berlanjut ke Bukum – Selangge-langge – dan finis di Doulu. Menurut rencana, di Bukum seluruh peserta akan berhenti untuk melakukan kebaktian dan istirah sebelum melajutkan perjalanan. Jalan menuju Bukum dari Maertelu ini juga sangat ekstrim, bahkan pada pengamatan di-survei yang pertama tampak lebih parah dibandingkan jalur dari Simpang Pasar Baru – Buluh Awar. Di jalur ini, team selain akan memasang tanda-tanda penunjuk arah, merencanakan titik pemberhentian, juga dianggap penting merencanakan titik-titik yang paling rawan, sehingga dianggap perlu menempatkan beberapa orang untuk mengawasi dan mengarahkan peserta agar aman dalam perjalanan, demi kian juga halnya dengan jalur Bukum menuju finish di Daolu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline