Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Mangalomang dan Marbante Horbo

Diperbarui: 27 April 2023   04:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Masyarakat Kecamatan Saipardolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara mempunya tradisi khusus saat Idul Fitri. Tradisi ini tetap dilestarikan sebagai aset budaya masyarakat saat ini. 

Tradisi itu adalah Mangalomang dan Marbante Horbo. Ada cerita indah yang terjadi dengan kedua tradisi ini dan menjadi unsur menarik kita mempelajarinya. Tradisi ini hanya terjadi pada saat Idul Fitri sebagai unsur religius yang menjiwa dalam hati sanubari mereka. 

Bila tradisi ini tidak dilakukan maka kurang sempurna suasana Idul Fitri yang mereka jalani. Sehingga mereka akan tetap menjalankan tradisi sepanjang hidup pada saat Idul Fitri tiba sebagai rasa syukur dan kebahagiaan di hati mereka.

Tradisi mangalomang merupakan cara memasak lomang yang terbuat dari ketan dengan campuran air santan kelapa dan di lapis dengan bulung pisang. Cara memasaknya adalah dengan menggunakan tungku kayu bakar dan lamanya memasak berkisar antara 5 - 7 jam secara bersama sama agar hasil lomang yang diperoleh sangat nikmat dan enak. 

Lomang yang sudah masak ini biasanya disajikan dengan daging rendang atau sirup tergantung dengan selera mereka masing masing. Dan lomang ini biasanya dimakan saat berbuka puasa terakhir malam takbiran dan saat Idul Fitri tiba.

Tradisi marbante horbo merupakan tradisi memotong kerbau secara bersama sama dalam sebuah kampung di tanah lapang. Mereka secara bergotong royong untuk memotong kerbau yang disiapkan mulai pemotongan sampai pembagian daging kerbo yang disebut handel. 

Keluarga akan mengambil handel banyak lebih dari dari 1 handel karena anak dan keluarga dari perantauan datang berkunjung Idul Fitri di kampung halaman. Tradisi Marbante Horbo sangat menarik dan mengesankan bagi masyarakat pedesaan dan para perantau yang ber Idul Fitri disana.

Semoga kedua tradisi baik ini tetap dilestarikan masyarakat pedesaan dengan baik. Karena tradisi ini merupakan salah satu bentuk budaya nyata yang ada dalam lingkungan masyarakat Indonesia tercinta. Semoga kita tetap teguh dengan semangat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline