Lihat ke Halaman Asli

Siman

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar, Setiap Langkah adalah Ibadah

Sadar Sampah, Tiga Guru MAN 1 Sleman Ikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah

Diperbarui: 3 Februari 2022   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Tiga Guru Kimia MAN 1 Sleman ( Hanwasti, M.Pd, Merry Nirwana Rini, S.Pd.,M.Pd dan Praptiningsih, S.Si).bersama guru Kimia yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) Kimia MA D.I.Yogyakarta mengikuti pelatihan pengolahan sampah di Guwosari Training Centre (GSTC) di Dusun Bunsing, Kalurahan Guwosari Kapanewon Pajangan Kab. Bantul, Kamis (3/2/2022). Pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelolaan sampah di madrasah dihadiri perwakilan dari pabrik plastik, Dwi Wantoro, Staf  Ahli Pengelolaan Sampah Plastik.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Maria Ana Sri Asih, PhD Dosen Fak Teknik Industri UGM, Narsum materi Pengelolaan Sampah Plastik mengatakan bahwa dari plastik dapat diolah kembali menjadi plastik. Pengolahan sampah organik limbah rumah tangga menjadi pupuk cair.

Sedangkan Nani widuri sebagai Narsum pengelolaan ECO Enzim memaparkan pembuatan ECO enzim yang berbahan baku sampah kulit buah dan sayur segar merupakan salah satu dari solusi masalah sampah organik. Nani juga menyampaikan bahwa ECO enzim sebagai bagian dari pendidikan lingkungan hidup menuju sekolah Adiwiyata.

"Bahan baku Eco enzim adalah sampah buah dan sayur yang masih layak dimakan, kemmudian dicuci bersih dicampur dengan molase dan air dengan perbandingan 1 liter molase, 3 kg buah/sayuran dan 10 liter air, direndam selama 3 bulan. ungkapnya

"Sampah buah buahan yang masih relatif bagus di fermentasi dengan molase, didapat cairan dengan kemanfaatan yang tinggi, dapat untuk menetralkan polusi udara, pencemaran air, kerusakan struktur tanah pertanian dan dapat dijadikan sebagai terapi berbagai ganguan kesehatan badan,"lanjutnya.

Sementara itu, Hanawasti mengaku tertarik mengikuti pelatihan GSTC. Menurutnya di pusat pengolahan  sampah ini dapat mengetahui bagaimana sampah diolah menjadi pipa pralon, ECO enzim, rafia, sedotan. Dan sampah baju bekas dapat diolah menjadi pot tanaman. Sementara Merry dan Prapti mengatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat jika bisa dikembangkan di madrasah. " Tidak rugi mengikuti pelatihan pengolahan sampah dari hulu ke hilir berupa pengolahan plastik menjadi paralon PVC. Pabrik plastik sebagai implementasi dari materi polimer dan makromolekul,"kata Mery

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline