Lihat ke Halaman Asli

Siman

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar, Setiap Langkah adalah Ibadah

Membangun Ekosistem dan Jaringan Kehidupan yang Harmoni

Diperbarui: 30 Januari 2022   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenapa Tuhan menciptakan lalat? Orang menganggap lalat tidak ada gunanya. Biasanya lalat suka hinggap di tempat-tempat yang kotor dan berbau. Seperti tumpukan sampah dan tempat-tempat yang kumuh lainnya. Tahukah? bahwa keberadaan lalat di tempat kotor, berbau dapat mengurangi bau kotoran yang menyengat. Di tempat ini lalat  bisa makan, bertelor dan menetas jadi belatung. Kemudian belatung dapat  mengurai sampah (pelan tapi pasti) dan mengurang bau busuk.  

Hal tersebut disampaikan Drs.H.Soir,M.S.I, Kepala Madrasah (Kamad) ketika  menyampaikan materi kajian Jumat. Kajian yang diselenggarakan di Asrama Al Uswah MAN 1 Sleman, Jumat (28/1/2022). Kajian Jumat merupakan salah satu program kerja asrama ini  wajib diikuti semua siswa yang tinggal di asrama sejumlah 60 siswa.

Kamad juga mencontohkan kehidupan Laba-laba yang  dipandang tidak memiliki kekuatan. Rumah laba-laba termasuk rumah yang paling rapuh dan tidak berdaya. "Tetapi harus diketahui, bahwa jaring laba-laba ternyata merupakan cara Allah untuk mengendalikan hama tanaman produktif dengan cara menangkap kupu-kupu kecil atau yang sejenisnya agar tidak merusak tanaman. Demikian juga dengan nyamuk, binatang kecil yang sering mengganggu.   Keberadaanya tidak boleh dipandang sebelah mata. Ternyata air liur nyamuk ada potensi menjadi obat penyakit pembunuh nomor satu di dunia, yaitu kardiovaskuler (jantung),"paparnya.

"Hal-hal tersebut merupakan awaban atas 'kegelisahan' orang-orang Yahudi, yang selalau mempertanyakan;  "Kenapa Tuhan menciptakan lalat, kenapa pula laba-laba, toh semuanya (anggapan  mereka) tidak ada gunanya".  Kemudian Allah menjawab; "sesungguhnya Allah tidak malu menciptakan seekor nyamuk, bahkan lebih kecil dari itu, Bagi orang yang beriman, itu semua kebenaran dari Allah, sementara bagi yang tidak beriman, semakin jauhlah mereka dalam kesesatan," terang Kamad dengan mengutip terjemah Q.S. Al-Baqarah ayat : 26

"Semuanya merupakan mata rantai kehidupan, yang satu membutuhkan yang lain, saling ketergantungan satu sama lain. Membangun ekosistem dan jaringan kehidupan yang harmoni. Alam semesta diciptakan oleh Allah dalam kerangka membangun harmoni, namun sering kali kita merusak harmonitas itu sendiri, Walahu 'alam bimuradihi," papar Kamad  mengakhiri kajiannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline