Apa yang anda tulis adalah merupakan portfolio yang akan terkait dengan personal branding diri anda. Jadi apa yang anda tuliskan adalah potret sekilas siapa anda. Untuk itu tempatkanlah tulisan untuk menjadi investasi yang mendukung bagi anda, bukan sekedar ikut-ikutan memenuhi target postingan di blog atau di kompasiana. Berapa kali tenggang waktu yang baik untuk memposting tulisan di kompasiana? Ada yang mampu setiap jam melakukan posting, satu kali sehari, 2 hari sekali, 2 kali seminggu, ada juga yang hanya sekali seminggu atau bahkan sebulan sekali. Memang, tidak ada batasan bagi kompasianer untuk mempublish tulisan sesering mungkin. Meskipun menurut Term Of Service Kompasiana (lihat TOS) diatur 1 jam tenggang waktu yang diperbolehkan bagi setiap kompasianer untuk melakukan publish tulisan yang satu dengan tulisan berikutnya. Mungkin memang ribuan ide dan gagasan telah tersimpan di dalam draft atau handphone anda, tetapi tidak berarti itu semua harus diposting setiap saat. Karena setiap ide dan gagasan tersebut boleh saja akan lebih bernilai jika dipublish pada waktu dan kondisi yang tepat. Alasan lain andalah supaya anda lebih optimal memantau tulisan anda dari plagiator yang tidak terdeteksi di dunia maya. Saya mengutip ungkapan teman di FB mengatakan "jangan biarkan topless tidak tertutup rapat karena segera akan mengundang banyak semut menggerogoti gula". Bagaimanapun, setiap tulisan (kecuali fiksi) memiliki momentumnya sendiri untuk menjadi tulisan yang bernilai dan menjadi perhatian pembaca. Untuk itu kita perlu mengerem dan menahan diri untuk mempublish tulisan. Sehingga ada kesempatan bagi kompasianer lain untuk berbagi. Hal yang sama dapat kita lihat dalam industri musik. Band produktif dan populer hanya akan melaunching single/album secara berkala pada waktu dan kesempatan yang tepat supaya dapat mendatangkan manfaat ekonomis terhadap keberlangsungan hidup band. Ada sebagian kompasianer terjebak dalam popularitas (maaf bagi yang merasa populer-pen) sehingga kerap terkesan seolah dikejar jam tayang sinetron hingga menjadi royal mempublish tulisan. Sikap membombardir tulisan di kompasiana sesungguhnya dapat membuat teman ataupun kompasianer lain kurang happy. Bukan saja karena menyebabkan keengganan untuk membaca dan berkomentar, hal tersebut justeru dapat membuat tulisan-tulisan kita menjadi terkesan biasa karena terlalu sering. Yang namanya produk obral tentu saja akan berpretensi harga murah dan atau murahan, maka itu jangan menjadikan tulisan-tulisan anda ber imej murah. Hargailah stamina anda yang telah dicurahkan untuk merangkai kata. Selain itu tulisan kejar tayang hanya akan membuat server kompasiana dibanjiri sampah digital. Lalu, harus bagaimana jika otak telah dipenuhi oleh ide?, meski hasrat menulis juga telah tersalurkan di dalam draft, notes maupun file yang tersimpan di dalam memori gadget anda. Tarik tangan dan jari anda sejenak, simpan gadget dan pergilah keluar pintu. Bicara dan bersilaturahmilah dengan keluarga, tetangga dan teman-teman anda, bercengkeramalah dengan buku, koran, majalah bekas atau mendengarkan musik/radio. Jika anda punya pekarangan melototlah ke tanaman anda, jalan kakilah dengan anjing peliharaan anda. Dengan begitu anda telah menciptakan keseimbangan hidup sehingga anda terhindar dari kecenderungan latah dalam teks tetapi pasif dalam komunikasi verbal. Himpunlah lebih banyak ide dan bacalah trend situasi. Pada saat dan kesempatan yang tepat postinglah tulisan anda. Niscaya bermanfaat dan anda akan menjadi penulis yang kehadirannya selalu dirindukan.[*simahir] Sumber gambar: Google.com Baca juga: Email-mu Harimau-mu HP mencuci Otak Anak Kami Inflasi Kebiasaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H