Lihat ke Halaman Asli

Silvya Fitri

Mahasiswa

KKN UNEJ: Program "Fun Art Study" sebagai Inovasi Pembelajaran Masa Kini

Diperbarui: 17 Agustus 2020   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

Corona Virus Disease (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang termasuk dalam golongan Novel Coronavirus. Virus SARS-CoV-2 dapat menyebabkan penyakit COVID-19 yang tergolong dalam penyakit menular. Transmisi virus yang begitu cepat dalam waktu yang singkat menyebabkan WHO menetapkan COVID-19 sebagai bencana pandemik di seluruh Negara. Keputusan WHO tersebut mendorong diberlakukannya kebijakan physical distancing dari berbagai negara guna membatasi interaksi manusia di berbagai wilayah umum, hal tersebut ditujukan untuk mengurangi keceptan transmisi COVID-19.

Desa Kaligondo merupakan salah satu wilayah di kabupaten Banyuwangi yang terletak di bagian barat wilayah Kecamatan Genteng. Kebijakan Physical distancing di desa Kaligondo membawa dampak besar di berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Per-tanggal 24 Maret 2020 lalu, mengikuti Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) maka seluruh sekolah di wilayah Desa Kaligondo telah memberlakukan sistem pembelajaran daring menjadi satu-satnya pilihan untuk mempertahankan proses belajar mengajar selama masa pandemi.

Penerapan metode daring menemukan banyak kendala di wilayah Desa Kaligondo. Kendala tersebut muncul dari segi sistem pembelajara daring, maupun pelaku daring yakni guru dan murid. Sistem pembelajaran daring di wilayah pedesaan yang belum terstruktur menyebabkan banyak materi kurikulum yang tidak tertuntaskan secara maksimal. 

Kurangnya wawasan guru terhadap teknologi internet yang dapat mempermudah pembelajaran daring merupakan salah satu faktor yang menyebabkan proses belajar mengajar terhambat dan terkesan membosankan. Selain itu, pembelajaran beberapa siswa juga terhambat oleh masalah ekonomi yang mengakibatkan keterbatasan fasilitas penunjang daring.

Menurut Bapak Lega Rubi Cahya S.Sn, salah satu guru mata pelajaran Seni dan Budaya yang bertempat tinggal di Desa Kaligondo, pembelajaran dengan sistem daring memang sangat sulit untuk diterapkan di wilayah pedesaan. Sejauh ini, pembelajaran daring yang diterapkan oleh Bapak Lega adalah dengan memberikan materi pembelajaran dan soal ulangan/ujian melalui aplikasi What'sApp. 

Hal tersebut disebabkan karena terdapat sejumlah siswa yang tidak memiliki gadget, sehingga kesulitan jika diharuskan untuk mendownload software penunjang pembelajaran.Selain masalah perekonomian tersebut, Bapak Lega Rubi mengaku sedikit kebingungan untuk melangsungkan pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya yang erat kaitannya dengan praktik, sedangkan materi Seni Budaya tanpa praktik hanya akan membuat siswa merasa bosan. Hal tersebut kemudian mengundang penulis sebagai salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 2020 untuk membantu memberikan inovasi pembelajaran dengan sistem "Fun Art Study".

dokpri

Sistem pembelajaran "Fun Art Study" merupakan suatu inovasi pembelajaran daring yang menyenangkan dengan tetap memperhatikan goals yang ingin dicapai dalam kurikulum pembelajaran. 

Sistem ini memanfaatkan platform pembelajaran online sebagai penunjang pembelajaran, dan juga memanfaatkan situs web untuk mencari referensi maupun mempamerkan hasil praktik seni siswa. Salah satu platform pembelajaran online yang digunakan secara gratis sebagai pendukung penyampaian materi adalah Schoology. 

Platform tersebut dipilih karena memiliki banyak fitur yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar secara daring. Fitur-fitur yang terdapat dalam Schoology adalah Course, Groups, dan Resources. Fitur-fitur tersebut memudahkan guru untuk membagikan materi kepada murid, memberikan tugas serta latihan soal-soal, memeriksa kehadiran siswa, dan melakukan penilaian kepada murid.

Mata pelajaran Seni dan Budaya merupakan salah satu pelajaran yang identik dengan praktik. Untuk mendukung praktik materi Seni dan Budaya, guru dapat mengarahkan siswa untuk melihat video yang terdapat di situs website seperti YouTube lalu membagikan video tersebut melalui Schoology. 

Dengan melihat praktik langsung pada video, siswa dapat lebih mudah memahami materi yang telah diberikan guru serta dapat menirukannya sendiri di rumah. Guru juga dapat memerintahkan murid untuk membuat video rekaman praktik Seni dan Budaya yang dikerjakan di rumah sehingga dapat digunakan sebagai poin penilaian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline