Lihat ke Halaman Asli

Silviyana Dhea Az Zahraa

MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI.

Melonjaknya Kasus Bunuh Diri pada Kalangan Pelajar di Indonesia

Diperbarui: 18 Oktober 2023   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru-baru ini, banyak berita-berita yang memprihatinkan tentang maraknya kasus bunuh diri di Indonesia. Pada tahun 2023 ini, angka kasus bunuh diri mengalami peningkatan. Alih-alih berkurang  kasus yang satu ini justru mengalami peningkatan yang melonjak,khususnya pada dunia pendidikan. Kasus ini dilakukan sangat beragam, mulai dari orang tua hingga para remaja baik laki-laki maupun perempuan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya angka bunuh diri di kalangan remaja adalah perundungan atau bullying.
Perundungan atau bullying bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja, baik di sekolah, tempat kerja, lingkungan rumah, bahkan pada jejaring sosial. Remaja yang menjadi korban perundungan atau bullying ini seringkali merasa putus asa, terisolasi, tidak berdaya, serta merasa tidak memiliki dukungan sosial yang cukup. Kesehatan mental bukanlah hal yang dapat disepelekan. Hal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Baik dukungan dari keluarga, sekolah serta lingkungan masyarakat.

Menurut data Riskesdas (riset kesehatan dasar) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa sekitar 6,1% remaja berusia 15-24 tahun sudah mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan. Pada kalangan mahasiswa, terdapat sebesar 6,9% berniat untuk melakukan tindakan bunuh diri sedangkan sebesar 3% lainnya sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri. Angka tersebut bukanlah angka yang kecil.
Kondisi kesehatan jiwa para pelajar termasuk mahasiswa sangat perlu diperhatikan. Karena pelajar merupakan generasi penerus bangsa Indonesia.
Jika generasi penerusnya sudah habis, maka dimungkinkan bangsa Indonesia tidak akan bisa maju untuk mewujudkan Indonesia emas. Sebab, aset terpenting untuk mewujudkan Indonesia Emas yaitu peran para pemuda sebagai generasi penerus bangsa.

Belakangan ini, Mahasiswa berinisial NJW ini merupakan mahasiswai dari Universitas Negeri Semarang (UNNES). NJW diduga melakukan tindakan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai teratas Mall Paragon Semarang. Hal tersebut diketahui usai pihak kepolisian menemukan tas yang diduga milik korban berinisial NJW (20) di lantai empat tempat parkir. Sebelumnya pihak kepolisian menemukan sepucuk surat dengan tulisan tangan yang ditemukan bersamaan dengan tas dan tanda pengenal korban di lantai empat parkiran mall tersebut. Isi surat tersebut menyampaikan pesan permintaan maaf dari korban kepada keluarganya yang ditulis dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
Dalam surat tersebut korban meminta maaf kepada ibunya karena tidak sekuat yang ibunya harapkan. 

Beragamnya alasan yang membuat pelajar melakukan bunuh diri menunjukkan bahwa tindakan bunuh diri adalah sebuah tindakan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti depresi yang tak terkendali, masalah dalam kehidupan sosial, trauma, bullying, serta gangguan mental. Maka dari itu, untuk mencengah terjadi nya kasus bunuh diri pada kalangan pelajar perlu adanya peran lembaga pendidikan serta pendidik yang harus ikut andil dalam hal ini. Lembaga pendidikan bisa mengedukasi tentang pentingnya kesehatan mental, memberi fasilitas terkait literasi tentang motivasi diri dan pengembangan diri. Dan sebagai pendidik juga perlu memperhatikan faktor psikologis dari peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline