Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Seseorang Menjadi Lesbian???

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Lesbian merupakan istilah bagi perempuan yang mengarahkan pilihan orientasi seksualnya kepada semua perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional atau spiritual. Seorang lesbian dapat mengidentifikasi apakah seseorang tersebut juga lesbian atau tidak melalui interaksi simboliknya yang dapat dilihat melaluipesan verbal dan non-verbal yang mereka gunakan seperti, cara bicara mereka, cara berpakaian, gerak tubuh dll. Kelompok lesbian ini juga mempunyai kode atau tanda sendiri untuk mengetahui seorang perempuan itu lesbi atau tidaknya seperti dengan pertanyaan “lo belok?” atau “ lo kolabs?”, dan kode ini sudah dikenal di dunia mereka dari dulu. Kelompok lesbian ini biasa disebut dengan Lesbianisme.

Pada awalnya lesbiandigolongkan sebagai suatu bentuk penyimpangan dalam bidang psikis. Namun seiring dengan waktu dan diikuti dengan kemajuan teknologi penelitian, maka didapatkan lesbi memiliki faktor penyebab kuat berupa efek genetik atau dengan kata lain dari segi biologis. Dunia medis menyadari bahwa bukan faktor kehendak atau perilaku semata yang membuat seseorang itu menjadi seorang lesbian, melainkan faktor genetik yang jelas-jelas tidak dapat ditolak memiliki pengaruh yang sangat besar.

Faktor lingkungan sosial seseorang juga sangat memiliki peranan yang besar dari penyebebab seseorang menjadi lesbian, dimana sebagian besar waktu kita habiskan untukbersosialisasi dengan orang-orang yang berada di lingkungan kita. Hal ini sedikit banyaknya memberikan dampak baik positif maupun negatif dari perkembangan psikis dan tidak terkecuali dengan seksualitas kita.

Faktor lain yang menyebabkan mereka menjadi seorang lesbian diantaranya yaitu pada kalangan remaja lebih di dominasi dengan alasan sakit hati setelah putus cinta. Selain itu ada juga yang dikarenakan bahwa dia menemukan dan menyadari dirinya lebih nyaman dengan penampilan dan memiliki sifat maskulin sebagai laki-laki sehingga hal ini juga berpengaruh pada orientasi seksualitasnya, serta hubungan keluarga yang kurang harmonis.

Secara umum kita menganggap bahwa perempuan lesbian itu adalah wanita yang selalu berpenampilan tomboy, bergaya seperti laki-laki dengan rambut pendek, memakai celana jeans, kemeja longgar dan bahkan tidak jarang perempuan yang mengikat payudara mereka agar terlihat datar seperti laki-laki, berbicara seperti laki-laki dan memiliki sifat yang maskulin layaknya seorang laki-laki seutuhnya. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena tidak selalu perempuan lesbian itu berpenampilan maskulin seperti laki-laki. Perempuan lesbian juga ada yang berpenampilan layaknya wanita seutuhnya yang memiliki sifat feminim dan lemah lembut. Oleh karena itu untuk menentukan seseorang itu lesbian atau tidaknya tidak dapat dilihat melalui penampilan mereka saja namun juga harus dilihat dan dipahami dari cara bergaul, bersosialisasi, gaya hidup dan cara berkomunikasi mereka.

Hal tersebut juga dapat dilihat dari seorang teman saya yang lesbian, dimana dia sebelumnya adalah wanita normal yang menyukai lawan jenis. Dia merupakan sosok perempuan yang cantik keturunan china, berkulit putih, feminim, berambut panjang dan anggun. Faktor yang melatar belakangi dia menjadi seorang lesbian yaitu kekecewaan yang mendalam dan sakit hati yang dia alami pasca putus cinta. Dari hal ini dapat dilihat bahwa seseorang bisa mengalami penyimpangan seksual yang dikarenakan kekecewaan dan sakit hati mendalam yang dialaminya, dan tidak selalu perempuan lesbian itu berpenampilan maskulin layaknya laki-laki




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline