Lihat ke Halaman Asli

Kopi dan Ayam sebagai Inspirasi Motif Desain Batik Khas Desa Kebobang Kabupaten Malang

Diperbarui: 15 Mei 2022   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang, 17/04/2022 - Pengenalan Motif Batik Khas Desa Kebobang dan Kegiatan Membatik Bersama Ibu-Ibu Penggiat Batik

[Malang] --Pada awal bulan April Tim KKN Universitas Negeri Malang mulai merancang desain motif batik khas Desa Kebobang. Batik khas Desa Kebobang ini merupakan batik tulis yang dibuat dengan menggunakan media malam (lilin) dan canting. Untuk motif yang ada didalam batik khas desa Kebobang sendiri mengambil dari potensi flora dan fauna yang ada di Desa Kebobang.

Pembuatan desain batik khas Desa Kebobang oleh Tim KKN UM dilatarbelakangi oleh belum adanya motif desain batik khas Desa Kebobang. Tim KKN UM melakukan survei untuk mengetahui potensi apa saja yang ada di Desa Kebobang.

Keberadaan Desa Kebobang yang letaknya di kaki gunung Kawi membuat Desa Kebobang memiliki banyak potensi salah satunya di bidang pertanian yaitu, seperti kopi, tebu, dan cengkah. Di bidang Peternakan seperti peternakan kambing, domba, lele, dan ayam. Dari situlah Tim KKN Universitas Negeri Malang mengangkat potensi yang ada di Desa Kebobang untuk dijadikan motif desain batik khas Desa Kebobang.

7-628107e04b9a4750a12cc812.png

8-628107fbbb448631ba0f6ea2.png

Dari sekian banyak potensi yang ada di Desa Kebobang salah satu potensi yang diangkat adalah ayam dan kopi. Pemilihan motif ayam dan kopi bukan tanpa alasan pastinya. Pemilihan motif ayam dikarenakan ayam terlihat cantik dan menawan seperti halnya Desa Kebobang dan pemilihan tumbuhan kopi yaitu karena produk kopi Desa Kebobang yang enak. Karena Desa Kebobang terletak di kaki Gunung Kawi maka dalam motif batik khas Desa Kebobang dimasukkan motif berupa gunungan.

Selain motif pemilihan warna dalam motif desain batik khas Desa Kebobang juga diperhatikan. Warna utama yang digunakan dalam motif batik ini yaitu warna merah hati dan coklat tanah. Alasan pemilihan warna merah hati yaitu berasal dari nama Desa Kebobang yang memiliki yang katanya merupakan singkatan dari “Kebo Abang”. Sedangkan warna coklat pada motif gunungan yang maksudnya warna tanah karena Desa Kebobang berada di kaki Gunung Kawi.

6-628108f2bb448669371688c2.png

4-628108c3bb44864fb72ff532.png

2-6281074b4b9a472c0d06c632.png

Pembuatan awal desain digambar menggunakan software CLIP Studio Paint lalu digambar manual diatas kertas batu diaplikasikan di atas kain. Setelah motif digambar diatas kain selanjutnya yaitu proses mencanting. Jika sudah dicanting dan dipastikan cantingan sudah tembus baru selanjutnya diwarnai menggunakan pewarna kain remasol. Proses pewarnaan dilakukan berulang kali hingga mencapai warna yang diinginkan dan hasil warnanya kuat. Setelah diwarnai kain ditunggu hingga kering dan selanjutnya diolesi cairan waterglass. Waterglass ini bertujuan untuk memperkuat warna agar saat kain dilorot dan dicuci tidak luntur warnanya. Tahap terakhir dari pembuatan batik yaitu proses lorod. Proses lorod ini bertujuan untuk menghilangkan malam (lilin) pada proses canting. Setelah itu kain di bilas air bersih dan dikeringkan.

Kegiatan Membatik Bersama Ibu-Ibu Penggiat Batik Desa Kebobang

Dokumentasi Kegiatan Membatik Bersama Ibu-Ibu Penggiat Batik Desa Kebobang

Tim KKN UM tidak hanya sekedar membuat desain motif batik khas Desa Kebobang. Pada Minggu, (17/4) Tim KKN UM mengenalkan desain batik yang telah dibuat kepada Ibu-Ibu penggiat batik di Desa Kebobang dan mengajak untuk membatik bersama. Kegiatan ini bertujuan agar Ibu-Ibu penggiat batik mengenal motif yang dibuat oleh Tim KKN UM dan juga dapat mempelajari serta membuat batik dengan motif yang sama nantinya. Desain motif batik khas Desa Kebobang ini diharapkan dapat mendongkrak potensi dan dapat membuka peluang bisnis dibidang batik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline