Kecakapan hidup (life skill) pada anak usia dini sejatinya harus diperkenalkan sedari dini. Studi literatur dan hasil penelitian menyatakan bahwa kecakapan hidup ini harus direncanakan agar menjadi optimal dan menjadi bekal kesiapan bagi anak untuk melanjutkan pendidikan dan kehidupannya di masa yang mendatang (Lee dkk, 2017). Mengajarkan life skill ini dapat dilakukan oleh orangtua dari rumah dengan menggunakan benda-benda yang dekat dengan anak dan dengan cara yang menyenangkan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 3, pendidikan kecakapan hidup (life skill) adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.
Orangtua sebagai pendidik utama dalam keluarga dapat menciptakan dan merancang kegiatan-kegiatan sederhana yang dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan benda-benda yang ada disekitar rumah untuk memberikan pendidikan kecakapan hidup kepada anak
Kecakapan personal diajarkan kepada anak agar anak mampu mengenali diri sendiri, dimana di dalamnya anak diajarkan untuk mengenal potensi diri dan mampu beraktualisasi. Kecakapan ini penting dilatih sedari dini dengan karena diperlukan bagi anak untuk menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengembangkan kemampuannya dalam menghadapi permasalahan di masa depan.
Orangtua dapat mengajarkan kecakapan personal ini antara lain anak dapat diajak untuk membantu ibu dalam membereskan tempat tidur sendiri, merapikan kamar dan mainan setelah bermain, mandi sendiri, makan tanpa disuapi, mengenakan baju sendiri sehingga anak belajar untuk bertanggung jawab atas kerapian dan kebersihan diri serta barang-barang miliknya sendiri.
Kecakapan sosial anak antara lain berupa kemampuan dalam diri anak yang dapat dipergunakan dalam berhubungan secara interpersonal (Lerner dkk, 2005). Kecakapan sosial ini diperlukan anak agar anak mudah berinteraksi dengan orang lain secara positif. Kecakapan ini dapat dilatih dengan cara antara lain dengan selalu berkomunikasi secara aktif dengan anak, memberikan kesempatan anak untuk menyelesaikan sendiri konflik antara kakak adik, mengajarkan anak untuk berbagi dengan saudara kandung/orang lain.
Kecakapan sosial juga dapat dilatih melalui kegiatan aktivitas fisik seperti olahraga. Orangtua dapat mengajak anak untuk melakukan kegiatan olahraga seperti bermain bola, atau kegiatan olahraga yang berkelompok. Hasil penelitian menyebutkan bahwa interaksi positif akan meningkatkan kecakapan sosial dan juga kemampuan akademik (Gresham, 2016).
Kecakapan intelektual merupakan kemampuan anak dalam hal kognitif. Dalam hal ini orangtua dapat mengajarkan kepada anak konsep angka melalui benda-benda yang ada di rumah. Misalkan sambil anak menaiki tangga, ibu berhitung jumlah tangga yang dinaiki atau menghitung jumlah sepatu yang ada di rumah dan aktivitas lainnya.
Kecakapan vokasional dikaitkan keterampilan dengan berbagai bidang pekerjaan tertentu yang ada di masyarakat. Bagi anak, hal ini bisa diperkenalkan dengan cara anak diajak untuk membantu ibu menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak untuk memperkenalkan profesi chef misalnya. Atau anak dapat membantu ayah menyiapkan alat-alat untuk mencuci mobil untuk memperkenalkan tentang profesi di pencucian mobil.
Jadi, mengajarkan kecakapan hidup kepada anak tidak sesulit yang kita kira bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H