Lihat ke Halaman Asli

Lucid Dream

Diperbarui: 24 Oktober 2022   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Romli membuka matanya dan melihat ruangan dengan pintu ber-cat putih berada dihadapannya. Kemudian Ia menoleh kesekitarnya dan menyadari bahwa Ia berada di lorong sebuah Rumah Sakit dalam keadaan terduduk di ruang tunggu sebuah koridor yang gelap dan terasa lembab, dengan bau obat yang menyengat. Romli terheran saat melihat ada empat orang disebelah kanannya yang terlihat seperti sedang menunggu untuk dipanggil memasuki ruangan di hadapan mereka. Suasana hening di lorong itu pecah ketika Romli mulai menyadari bahwa keempat orang tersebut berperilaku aneh, seperti ketika wanita paruh baya yang berada di sebelahnya mulai menangis dan meraung.

Hal itu membuat Romli sedikit terkejut, tetapi Ia berusaha tenang seraya mencodongkan badannya ke depan dan menoleh kearah keempat orang disebelahnya. Kemudian Ia mendapati mereka semua terlihat janggal dan berperilaku aneh. Seperti saat Ia melihat seorang wanita muda di bangku paling ujung hanya terdiam dengan raut wajah yang datar dan dingin. Lalu disebelahnya terdapat seorang lelaki remaja yang terlihat sedang menggigiti kukunya diiringi dengan tawa kecil tanpa henti. Pada urutan ke tiga Romli semakin merasa heran ketika melihat lelaki dewasa di tengah mereka hanya terbengong sampai air liur dari mulutnya menetes ke pakaiannya.

Tak lama, terdengar panggilan dari dalam ruangan didepan mereka yang berbunyi,

"Antrian satu, masuk." kemudian sang wanita muda segera berdiri dan masuk kedalam ruangan dengan pintu ber-cat putih itu, masih dengan ekspresinya yang dingin. Romli hanya memandanginya dan pintu ruangan yang mulai tertutup, masih tak jelas apa yang ada di dalam ruangan tersebut.

Tak lama kemudian terdengar kembali,

"Antrian dua, masuk." dan dengan segera remaja lelaki di urutan ke dua bangun dari duduknya dan segera memasuki ruangan tersebut. Lagi, Romli hanya bisa memandangi nya saja ketika remaja lelaki memasuki ruangan itu.

Romli mulai merasa ada sesuatu yang tidak benar di tempat itu ketika tak lama panggilan ketiga mulai terdengar, tanpa ada orang yang kembali dari ruangan aneh tersebut. Ketika wanita paruh baya disampingnya berdiri dan masuk ke ruangan tersebut, keringat dingin mulai meluncur dari dahi Romli, Ia merasa heran dan cemas dengan keanehan yang Ia alami.

Secara tiba-tiba, suara lengkingan kencang terdengar dari dalam ruangan, Romli tentu saja terkejut setengah mati mendengarnya.

Tubuhnya menegang dibarengi dengan rasa penasaran yang membesar, akan apa yang sedang terjadi di dalam sana.

Dengan rasa takut setengah mati dan jantung yang berdebar kencang, Romli yang sudah tak tahan dengan keanehan itu berdiri dengan kaki yang gemetar hebat berusaha meraih gagang pintu dihadapannya. 

Dengan sisa keberaniannya, Ia nekat membuka pintu putih itu dan...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline