Lihat ke Halaman Asli

Merancang P5, Mulai Dari Mana?

Diperbarui: 28 September 2024   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta didik sedang berlatih tari Bandrong ing Cilegon (sumber:dokpri)

Dalam menghadapi pembangunana global yang berkelanjutan dan tangguh dalam berbagai tantangan, pelajar Indonesia diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang demokratis serta manusia unggul di abad ke-21. 

Profil pelajar pancasila tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif saja, melainkaan juga pada sikap dan perilaku yang  sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, sekaligus sebagai warga dunia.

Penguatan projek profil pelajar Pancasila, sebagai projek lintas disiplin ilmu yang kontekstual, berbasis pada permasalahan di lingkungan satuan pendidikan. 

Projek Profil atau dikenal dengan P5 diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Namun, seringkali dalam merancang P5, sekolah berpusat ada produk yang dihasilkan atau tema yang diangkat. Tentu hal ini harus segera dibenahi.  Karena yang harus sekolah fokuskan ternyata bukan pada produk dan tema.  Lalu apakah itu?

Jawabannya: tujuan P5.  Dalam merancang P5, sekolah hendaknya fokus pada tujuan P5 yang akan dicapai. Hal ini untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila yang tertuang dalam dimensi Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global, Bergotong Royong, Mandiri,  Bernalar Kritis, dan Kreatif.

Menurut akun Istagram @janganjadiguru, cara menyatakan tujuan P5 dapat dimulai dari

  • menganalisis visi dan misi sekolah yang mau ditumbuhkan oleh sekolah,
  • menganalisis rapor pendidikan, serta
  • berdiskusi bersama guru.

Setelah memilih 2 sampai 3 dimensi, kita dapat menurunkannya menajdi elemen dan sub elemen.  Panduan dalam tahap ini dapat dilihat pada buku panduan Profil Pelajar Pncasila pada Kurikulum Merdeka dari Kemdikbud.

Berdasarkan hasil analisis visi dan misi sekolah, rapor pendidikan, serta diskusi bersama guru, sekolah kami mengambil tema Kearifan Lokal. 

Dalam tema ini peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.

Untuk fase yang saya ajar, yaitu fase C kami mengangkat Tari Bendrong ing Cilegon.   Dimensi yang kami pilih, yaitu Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Berkebhinekaan Global dan Kreatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline