Lihat ke Halaman Asli

Terjebak Fake Productivity? Kenali Ciri dan Solusinya!

Diperbarui: 10 Mei 2024   04:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pria sibuk bekerja (sumber: Lifestye Kompas)

"Iya, jadi tuh dia kemarin dimarahi alasanku untuk yang ke sekian kalinya!" ujar adik saya dengan berapi-api.  Semangat sekali dia curhat tentang teman kantornya itu.

"Gimana nggak ngeselin, Kak!  Dia itu Si Paling Telat Pulang.  Orang bisa jam 16.00 pulang.  Eh dia bisa sampe maghrib di kantor. Hampir tiap hari!  Tapi kerjaan malah lewat deadline! Itu namanya fake productivity!" keluhnya lagi.

Fake productivity. Saya manggut-manggut mendengarnya.

Cukup khawatir juga saya mendengar istilah itu. Bagaimana seseorang bisa terjebak dalam fake productivity? Apakah saya termasuk di dalamnya? Lalu bagaimana mengatasinya?

Kenali Fake Productivity

Terlihat sibuk untuk hal-hal yang bukan menjadi inti dari sebuah pekerjaan.  Seperti itulah kurang lebih makna fake productivity

Contohnya seperti ilustrasi di atas.  Seseorang menjadi sibuk atau terlihat sibuk.  Namun, sibuknya bukan dalam menghasilkan performa kerja terbaik atau menjadi tujuan yang harusnya ia capai.    

Dilansir dari situs ilmu.lpkn.id, ada 3 ciri atau indikator seseorang terjebak dalam fake productivity.  Mari kita simak!

1. Perfeksionis

Sifat perfeksionis di sini berupa perfeksionis yang mendorong seseorang melakukan hal spesifik yang justru bukan menjadi inti dari  sebuah kegiatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline