"Ayo habiskan nasinya! Kalau nggak, nanti Pak Taninya sedih!"
Apakah Anda pernah mendengar atau mengalaminya saat kecil? Saat orangtua membujuk Anda untuk menghabiskan makanan di piring.
Cara membujuk di atas menurut saya termasuk ke dalam cara membangun kesadaran dalam makan. Atau yang sekarang dikenal dengan mindful eating. Apa itu?
Dikutip dari halodoc.com, mindful eating merupakan konsep dalam menjaga kesadaran penuh saat mengonsumsi makanan maupun minuman yang masuk ke dalam tubuh.
Kebiasaan ini akan membuat seseorang lebih memperhatikan seberapa banyak makanan, jenis makanan, dan perasaan saat sedang mengonsumsi makanan.
Beberapa manfaat mindful eating, yaitu
- menikmati tekstur dan rasa pada makanan dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.
- lebih bijak saat memilih makanan, sehingga dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan.
- menurunkan gangguan cemas
- dengan menikmati makanan dan mengunyah makanan dengan tepat, akan membentuk kebiasaan makan yang tidak berlebihan
- lebih peduli terhadap makanan yang dikonsumsi . Hal ini melibatkan dari mana makanan itu berasal sampai makanan tersebut bisa dikonsumsi.
Hal yang akan saya soroti di tulisan ini adalah poin terakhir.
Kebetulan kemarin di grup WA kami membicarakan tentang trauma yang kemudian nyambung pada kebiasaan makan bersama keluarga.
Seorang teman menyampaikan bahwa sekarang sudah banyak yang tidak menggunakan meja makan untuk makan bersama keluarga (baca: berkomunikasi).
Tidak dipungkiri, di zaman serba tergesa ini, kebiasaan makan bersama di meja makan mulai luntur. Dengan kesibukan masing-masing, rasanya sulit untuk bisa berkumpul di meja makan untuk makan sambil berbincang bersama.