Braak!
Terdengar suara daun pintu dibanting.
Kepalaku memutar menuju sumber suara. Kosong.
Dalam remang, mataku menangkap sebuah bayang hitam. Sepertinya aku mengenalinya.
Ya, tentu saja aku mengenalinya. Dialah Pak Bobi, bos kami yang terkenal perfeksionis. Waktu 3 tahun bekerja di perusahaan akuntan ini telah membuatku cukup baik mengetahui sifatnya.
Yang belum aku ketahui adalah mengapa ia menugaskanku mengikuti pelatihan menulis ini? Mungkin agar laporan untuk klien lebih lentur bahasanya, pikirku asal-asalan.
Tetapi kunikmati juga pelatihan itu. Selain tanggung jawab kepada perusahaan, aku jadi tertarik pada dunia kepenulisan.
Pak Bobi melangkah mendekati mejaku. Ia mengangguk membalas salamku.
"Jadi, bagaimana materi kelas menulis tadi? Penyelenggaranya itu...," tanyanya sambil mencoba mengingat-ingat.
Aku segera memperbaiki posisi dudukku. Dejavu, batinku. Baru saja aku berpikir dia kemari untuk menanyakan itu.
"KBMN PGRI, Pak! Materi tentang Kiat Menulis Cerita Fiksi. Disampaikan oleh Pak Sudomo, S.Pt. Seorang guru dan pegiat literasi asal Lombok, jawabku sigap.