Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Minta Jam Olahraga di Sekolah Ditambah Minimal 1 Jam per Hari

Diperbarui: 11 Januari 2025   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: www.canva.pro.com

Opini mengenai permintaan Prabowo Subianto untuk menambah jam olahraga di sekolah menjadi minimal satu jam per hari sangat relevan dan menggugah perhatian terhadap kesehatan generasi muda di tengah era digital yang penuh tantangan. Permintaan ini mencerminkan kesadaran mendalam akan pentingnya pendidikan fisik sebagai bagian integral dari perkembangan anak, baik secara fisik, mental, maupun emosional.

Di tengah perkembangan teknologi dan digitalisasi yang semakin pesat, anak-anak sering kali terjebak dalam gaya hidup sedentari, yakni gaya hidup yang minim aktivitas fisik, terutama karena kecanduan pada gadget dan media sosial. Penambahan waktu olahraga di sekolah adalah langkah yang sangat bijak untuk memerangi dampak negatif dari kebiasaan tersebut, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, gangguan postur tubuh, hingga masalah jantung di usia muda. Dengan meningkatkan waktu olahraga, siswa tidak hanya dilatih untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga diberikan kesempatan untuk merasakan manfaat langsung dari aktivitas fisik, seperti peningkatan stamina dan daya tahan tubuh yang dapat mengurangi potensi risiko penyakit kronis di masa depan.

Olahraga, sebagai bagian dari pembelajaran fisik, bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan tubuh, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental. Rutin berolahraga telah terbukti meningkatkan kinerja otak, membantu mengurangi kecemasan dan stres, serta meningkatkan kualitas tidur. Dengan tubuh yang sehat dan energi yang lebih terjaga, siswa dapat lebih mudah berkonsentrasi dalam belajar, sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas. Selain itu, olahraga juga menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, kedisiplinan, dan kemampuan beradaptasi dalam situasi kompetitif.

Langkah ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif atau penguasaan materi pelajaran, tetapi juga pada pembentukan karakter dan keseimbangan fisik dan mental. Dengan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk kegiatan olahraga, sekolah turut berperan dalam membangun ekosistem pendidikan yang holistik, di mana kebugaran fisik dan kesehatan mental menjadi prioritas yang setara dengan prestasi akademik. Hal ini penting karena anak-anak yang tumbuh sehat secara fisik dan mental akan lebih mampu menghadapi tantangan hidup di masa depan, baik dalam dunia kerja maupun dalam kehidupan pribadi mereka.

Sejalan dengan pemikiran Fiana, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, inisiatif ini juga membuka peluang untuk mengidentifikasi bakat-bakat potensial di bidang olahraga. Indonesia sebagai negara dengan populasi yang besar memiliki potensi luar biasa dalam mencetak atlet-atlet muda berbakat yang dapat membawa nama bangsa ke tingkat internasional. Melalui olahraga di sekolah, tidak hanya kebugaran fisik yang dibina, tetapi juga dapat ditemukan talenta-talenta yang nantinya dapat disalurkan ke cabang olahraga profesional, memperkuat kontribusi Indonesia dalam dunia olahraga global.

Lebih jauh lagi, olahraga juga bisa menjadi sarana pendidikan nilai-nilai penting seperti kerja keras, sportifitas, dan sikap mental yang positif. Mengajarkan anak-anak untuk mencintai olahraga sejak dini akan membantu mereka memahami pentingnya menjaga tubuh mereka, yang pada gilirannya akan memperkuat kesadaran akan pola hidup sehat dan keberlanjutan. Ini akan membekali mereka dengan keterampilan dan sikap yang berguna tidak hanya dalam karier olahraga, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Dengan kebijakan ini, pemerintah menunjukkan komitmen yang lebih nyata terhadap kesehatan dan kesejahteraan generasi muda Indonesia. Kebijakan ini bisa menjadi langkah awal yang signifikan dalam mewujudkan pendidikan yang tidak hanya mencetak individu cerdas, tetapi juga sehat, seimbang, dan siap bersaing dalam kancah internasional. Tentunya, untuk mencapai hasil maksimal, kebijakan ini memerlukan dukungan yang kuat, baik dari pemerintah daerah, masyarakat, maupun para pendidik yang harus dilibatkan dalam implementasi program olahraga yang terencana dan menyeluruh. Dengan sinergi antara semua pihak, visi untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang lebih sehat, produktif, dan kompetitif bisa terwujud.

Penulis: Lutfiana Anggraini Mahasiswa pendidikan bahasa Inggris - Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri,

Dibimbing oleh Mohammad Fatoni Dosen pendidikan bahasa Inggris - Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline