Lihat ke Halaman Asli

Hubungan Status Gizi dengan Kualitas Tidur

Diperbarui: 25 Januari 2024   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidur merupakan sesuatu yang dialami dan dilakukan oleh setiap orang. Tidur dilakukan setiap orang sejak lahir hingga meninggal. Tidur merupakan suatu proses ketidaksadaran yang terjadi secara sengaja, wajar dan fisiologis. Dan tidur merupakan salah satu hal terpenting yang harus dilakukan setiap orang, karena jika seseorang tidak tidur maka akan berdampak pada kesehatan fungsi otaknya sehingga mempengaruhi daya ingatnya. Setiap orang membutuhkan tidur yang teratur dan dalam durasi yang mencukupi kebutuhan tubuh sesuai dengan usia, terutama pada anak-anak dan remaja karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan.

Penting bagi anak-anak maupun remaja untuk memiliki tidur yang berkualitas. Jika seseorang tidak tidur teratur atau mengalami gangguan tidur, hal ini dapat berdampak pada kesehatannya terutama status gizinya. Mengalami gangguan tidur, maka orang tersebut akan memiliki waktu tidur yang kurang atau tidak mencukupi kebutuhan tidurnya. Apabila seseorang mengalami gangguan tidur, jelas saja hal tersebut akan memberi dampat buruk pada kondisi kesehatannya. Sejumlah faktor mempengaruhi status gizi pada remaja, seperti faktor keturunan, gaya hidup individu, dan lingkungan sekitar.

Tidur yang tidak teratur dan tidak cukup akan mempengaruhi pola makan orang tersebut, terutama jika orang tersebut tidak tidur hingga larut malam atau begadang. Orang yang begadang, mereka menjadi mengalami rasa lapar pada malam hari, sehingga mereka berkemungkinan untuk makan pada waktu itu. Makan pada waktu larut tidaklah baik untuk kesehatan tubuh, karena malam hari merupakan waktu tubuh untuk beristirahat dan organ pencernaan akan berhenti bekerja untuk mengolah dan memproses asupan makan yang masuk ke dalam tubuh. Karena makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak segera di proses, hal itu menyebabkan penumpukan dan tidak terserap energinya karena tidak adanya aktivitas pada waktu malam. Hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya perut buncit dan membuat berat badan naik. Asupan gizi juga berdampak pada status gizi remaja akibat penyerapan zat gizi dari makanan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menyatakan bahwa kurang tidur adalah masalah umum. Berdasarkan beberapa penelitian, bahkan diketahui terdapat lebih dari 50% remaja menderita gangguan tidur.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan lama tidur seseorang, salah satunya adalah pola makan. Kebutuhan nutrisi yang tidak tercukupi dapat menyebabkan gangguan pada kualitas tidur, karena berkaitan dengan fungsi sistem hormonal tubuh, seperti gangguan endokrin, pencernaan, dan sirkadian. Makronutrien berupa karbohidrat dan protein merupakan salah satu dari sekian banyak nutrisi yang mempengaruhi tidur seseorang. Konsumsi kedua hal tersebut berkaitan dengan status gizi. Dan hal itu juga mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Sebab, jika kualitas tidur seseorang buruk atau kurang, maka akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi makanan dan juga status gizinya.

Pada masa remaja mereka mempunyai banyak aktivitas seperti sekolah, belajar, bermain, olah raga dan aktivitas fisik lainnya. Pekerjaan dan banyaknya tugas juga mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola makan setiap orang berbeda-beda sehingga memberikan gambaran status gizi setiap orang yang berbeda-beda dan juga mempengaruhi kualitas tidur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akan lebih baik jika status gizi seseorang dijelaskan berdasarkan pengaruh kualitas tidur. Dan adanya perbedaan aktivitas fisik, pola makan dan gaya hidup antara pria dan wanita, tentunya menyebabkan situasi gizi yang berbeda pada setiap orang.

Kebiasaan makan setiap orang tentu berbeda-beda sehingga mempengaruhi kualitas tidur setiap orang berbeda-beda. Jika mereka makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, hal itu dapat mempengaruhi kesehatannya. Jika makanan yang masuk ke dalam tubuh dan aktivitas yang dilakukan untuk konsumsi energi tidak sebanding dengan jumlah makanan yang dikonsumsi, maka dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas. Dalam kesibukannya, asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya secara alami harus memenuhi kebutuhannya sesuai dengan aktivitasnya. Penyebab seseorang mempunyai kebiasaan makan yang berbeda dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor sosial, ekonomi dan pengetahuan ibu atau kedua orang tuanya tentang pemenuhan kebutuhan gizi anak. Jika karena alasan keuangan, bisa jadi keadaan keuangan orang tua kurang baik sehingga tidak memungkinkan untuk menyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan gizinya.

Seperti yang kita ketahui bersama, masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Selain pertumbuhan fisik, mereka mengalami perkembangan dalam pemikiran dan emosinya. Pada masa remaja, mereka juga mengalami perubahan hormonal. Masa remaja juga merupakan masa dimana seorang anak berada dalam keadaan aktif, dimana ia memiliki banyak energi untuk melakukan segala sesuatu yang menarik minatnya dan memberikan kepuasan baginya. Dengan banyaknya hal yang harus dilakukan, penting bagi orang tua untuk menyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisinya berdasarkan pengeluaran energinya. Selain memenuhi kebutuhan nutrisinya, mereka juga membutuhkan tidur yang berkualitas untuk menunjang pertumbuhannya. Tidur yang berkualitas tidak hanya berarti waktu tidur saja, namun kualitas tidur yang baik juga terjadi dalam rentang waktu yang berkualitas dan memenuhi syarat waktu tidur yang berkualitas yaitu tidur 8-10 jam sehari. Tidur yang berkualitas juga dapat dilihat dari seberapa nyenyak Anda tidur dan bagaimana tidur Anda tidak terganggu hingga Anda terbangun.

Tidur merupakan proses fisiologis yang sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan fungsi biologis, psikologis, sosial dan budaya. Kualitas tidur yang buruk juga menjadi penyebab berbagai penyakit medis. Selain itu, kualitas tidur yang buruk juga dapat melemahkan kondisi fisiologis dan psikologis. Dan setiap tahunnya diketahui sekitar 20-50 persen masyarakat mengalami gangguan tidur, dan sekitar 17 persen mengalami gangguan tidur cukup serius. Tidur penting untuk pertumbuhannya, karena tidur dapat membantu proses tumbuh kembangnya bekerja lebih maksimal, fokus dalam beraktivitas, menunjang proses belajar, baik untuk kesehatan otak, dan hormon pertumbuhan dikeluarkan secara optimal saat tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas dapat memberikan waktu optimal bagi tubuh untuk memperkuat sel-sel sistem kekebalan tubuh dan memberikan efek positif pada fungsinya keesokan harinya.

Walaupun kualitas tidur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, namun belum ada informasi konkrit yang menyatakan bahwa status gizi mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Tidak ada yang terlalu penting dalam hubungan antara nilai gizi dan kualitas tidur. Seseorang dengan status gizi normal dapat mengalami gangguan tidur, dan seseorang dengan status gizi lebih tinggi dapat mengalami gangguan tidur, dan ada pula yang tidak. Berdasarkan hal tersebut, kita mengetahui bahwa nilai gizi yang normal belum tentu kualitas tidur yang baik juga. Dan orang dengan tingkat nutrisi yang lebih tinggi mungkin juga tidak memiliki kualitas tidur yang buruk. Dengan demikian, diketahui tidak ada hubungan khusus antara nilai gizi normal atau lebih tinggi dengan kualitas tidur seseorang. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang, tidak hanya status gizinya saja. Ada kemungkinan faktor selain status gizi dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang, antara lain gaya hidup, aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan. Faktor-faktor tersebut merupakan kemungkinan penyebab yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang, sehingga akan lebih baik jika dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline