Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kegiatan interaksi dan juga komunikasi setiap harinya. Hal ini mendorong rasa keinginan melakukan kontak dengan orang lain dengan adanya landasan imbalan sosial yang diperoleh masing-masing individu. Dalam proses interaksi tak jarang sebagai Wanita ataupun pria memiliki ketertarikan satu sama lain.
Tetapi banyak sekali yang kadang masih bertanya-tanya, mengapa orang itu menyukai Wanita A? padahal kan dia tidak menarik. Atau hanya sekedar ungkapan pada diri sendiri bagaimana caranya menjadi menarik dimata orang yang disukai?. dan lain sebagainya. Sadar tidak sadar setiap individu pasti pernah memiliki pertanyaan hal-hal yang berkaitan dengan daya tarik seseorang ataupun tentang dirinya sendiri.
Pada dasarnya, dalam diri setiap orang memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Bukan hanya itu saja, ini juga berkaitan dengan penilaian atau prespektif yang melihat Tindakan atau sikap yang ditunjukkan individu. Pastinya hal ini juga di pengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Masyarakat Indonesia cenderung memiliki stereotype apabila orang yang memiliki fisik juga paras yang menawan dan cantik akan lebih baik, serta dihormati kehadirannya. Padahal sebenarnya orang cantik atau tampan pun bisa menjadi penjahat kapan saja, entah itu menjadi pembunuh, pencuri dan melakukan hal buruk lainnya.
Apakah anda menjadi salah satu orang yang mempercayai stereotype itu juga?. Bagaimana dengan saya sendiri?. Jawabannya adalah dulu daya percaya akan stereotype itu tetapi sekarang setelah mengulik beberapa literasi dan pengalaman, sehingga mengubah arah presepsi saya akan hal tersebut.
Sepanjang saya mengamati dan membaca beberapa literasi yang berkaitan daya tarik, ternyata daya tarik tidak melulu menganai fisik dan juga paras yang cantik. Daya tarik bisa saja berasal dari bagaimana ia menampilkan karakteristik baiknya pada orang lain. Selain itu, daya tarik berasal dari adanya kesamaan lawan bicaranya.
Mari coba tengok pertemanan sekitar kita, jika diperhatikan baik-baik adanya pertemanan ini terbangun atas adanya daya tarik yang berdasar pada kesamaan entah itu dari segi latar belakang, karakteristik, dan lain sebagainya. Bukan hanya itu saja, daya tari juga dapat berasal dari kompetensi atas kecerdasan sosial ataupun muatan pelajaran.
Bayangkan saja, apabila di dalam kelas terdapat siswa yang sangat cerdas dalam ilmu matematika meskipun secara penampilan kurang menarik, ia akan tetap terpandang dan terlihat menonjol atas saya tarik kecerdasan yang ia miliki. Sehingga, dapat dikatakan apabila daya tarik setiap orang bisa terpancar dari mana saja.
Disamping itu, perlu diketahui daya tarik kita juga tergantung pada persepsi orang lain pada kita. Artinya, persepsi tersebut dihasilkan dari keadaan orang lain.
Dalam buku psikologi komunikasi karya Drs. Jalaludin Rakhmat terdapat pendapat bahwa, makin tertarik kita kepada seseorang makin besar kecederungan kita berkomunikasi dengannya. Kesukaan pada pada orang lain atau daya tarik disebut sebagai atraksi interpersonal.
Selain itu, dalam buku tersebut juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan mengapa persona stimuli menarik kita. Sebagaimana sering kita bicarakan dalam bagian-bagian lain, di sini pun faktor personal dan situansional menentukkan persepsi dalam menilai daya tarik seseorang. Maka dari itu, dapat disimpulkan kita memiliki daya tarik yang berbeda sehingga tidak perlu merasa diri kita tidak memiliki daya tarik.