Climate Action Tracker (CAT) menilai bahwa negara Norwegia "sebagian besar hampir memadai" dalam upaya mengatasi perubahan iklim, yang berarti kebijakan dan langkah-langkah perubahan iklim di negara tersebut hampir sejalan dengan tujuan dan akan membatasi pemanasan global hingga di bawah 2 C. Hal ini menunjukkan bahwa norwegia berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuannya dalam Perjanjian Paris.
Penilaian CAT terhadap norwegia
Dalam NDC yang diperbarui pada bulan November 2022, Norwegia sedikit meningkatkan target emisi tahun 2030 menjadi setidaknya 55% di bawah tingkat tahun 1990, yang ditentukan oleh Climate Action Treacker sebagai "saluran domestik" yang dinilai sebesar 1,5 derajat Celcius, paling rendah dalam suhu. Dan dimodelkan sebagai level minimum.
Norwegia adalah negara pemimpin dalam adopsi kendaraan listrik (EV), berkat dukungan pemerintahnya selama bertahun-tahun dan rekam jejak peraturan yang kuat. Negara ini bergerak maju dengan rencana untuk menghentikan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil pada tahun 2025, jauh lebih cepat dari jadwal, dan pangsa penjualan gabungan kendaraan tanpa emisi dan kendaraan hibrida plug-in akan mencapai Februari 2022. Saat ini, telah mencapai 86% dan berada pada jalur yang tepat untuk mencapai 100%.
Status "Almost sufficient"
Langkah-langkah mitigasi yang dicapai Norwegia dinilai CAT sudah hampir memadai untuk mencapai tujuan
Namun pendanaan iklim Norwegia masih "tidak memadai". Masih banyak yang harus dilakukan di dalam negara tersebut untuk memastikan bahwa Norwegia memenuhi target suhu dalam Perjanjian Paris sebesar 1,5C. Kebijakan dan tindakan yang ada saat ini dinilai "hampir memadai" atau "almost sufficient".
Hal penting yang mempengaruhi penilaian CAT terhadap norwegia :
1. Emisi domestik : Norwegia mempunyai kebijakan iklim yang maju. Meskipun masih terdapat tantangan mengurangi emisi dalam negeri, khususnya dari sektor minyak dan gas, yang menyumbang sebagian besar perekonomian.
2. Konsumsi minyak dan gas : Norwegia adalah salah satu eksportir minyak dan gas terbesar di dunia. Negara ini berupaya mengurangi emisi dalam negeri, dengan cara mengekspor bahan bakar fosil yang cukup berkontribusi terhadap emisi global.
3. Target dan Implementasi : Norwegia telah menetapkan tujuan ambisius untuk menjadi netral iklim pada tahun 2030, namun implementasi langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini masih belum cukup.
4. Keterlibatan internasional : Norwegia berkomitmen terhadap kerja sama internasional mengenai perubahan iklim dan berkontribusi terhadap pendanaan iklim global.
Indonesia bisa mencontoh Norwegia dalam mengatasi perubahan iklim. Secara khusus, Norwegia sangat bergantung pada energi terbarukan, khususnya tenaga air, yang juga dapat ditiru oleh Indonesia dengan meningkatkan investasi pada energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga air, dan angin. Selain itu, Norwegia memiliki program edukasi dan kesadaran yang kuat mengenai kelestarian lingkungan, yang merupakan aspek penting yang juga harus ditingkatkan di Indonesia untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya mengatasi perubahan iklim.