Lihat ke Halaman Asli

menjelajahi otak

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manusia seringkali melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang menarik. Seperti contohnya pegunungan tertinggi di suatu daerah, danau, kota terindah, pantai, dan tempat lainnya yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Namun ia lupa, bahwa ada satu tempat terkecil yang belum coba ia jelajahi namun sangat penting. Jika tidak ada tempat tersebut, manusia tidak akan bisa bertahan hidup menjalani hari-harinya hingga saat ini atau mati. Tempat itu adalah otak. Padahal jika kita mau menjelajahi nya, banyak hal baru yang akan kita temukan yang memang benar-benar menarik. Otak manusia hanyalah suatu benda yang berukuran kecil (strukturnya lunak seperti tahu, beratnya hanya sekitar 3 pon), namun kemampuannya dalam memproses informasi seolah tak terbatas. Jaringan neuron yang rumit dalam otak manusia, yang saling berhubungan satu sama lain, adalah sistem yang paling rumit yang dikenal manusia. Kemampuan otak manusia untuk melakukan analisis perhitungan terhadap sinyal-sinyal sensoris dan pemahamannya (termasuk pemahaman tentang dunia ini) sungguh rumit.

Sekalipun struktur geografi otak manusia telah diketahui (setidaknya secara kasar), fungsi-fungsi bagian spesifik pada otak masih terus dipelajari. Penjelajahan terhadap “dunia otak” telah mendapatkan bantuan besar dari teknologi pencitraan yang memungkinkan kita melakukan pengamatan penembus tempurung kepala manusia. Para ilmuan kini berusaha membuat peta otak dengan memetakan area-area yang terlibat dalam pemrosesan visual., analisis semantic, interpretasi auditori, dan berbagai fungsi kognitif lain yang hamper tak terbatas jumlahnya.

Otak memiliki karakter-karakter fisik. Otak terdiri dari neuron-neuron. Selalu bekerja, tidak pernah beristirahat, dan senantiasa dipenuhi aktifitas elektrokimia. Meskipun demikian, struktur arsitektural otak adalah relatif stabil. Sebagai contoh jaringan neuron, letak korteks, posisi area-area otak yang mengendalikan pengalaman sensoris, kontrol korteks, posisi area-area otak yang mengendalikan pengalaman sensoris, control motorik, dan penglihatan, hampir-hampir tidak berubah. Pemikiran memang cenderung lebih dinamis dibandingkan otak. Kita dapat mengubah pikiran kita dengan cepat tanpa adanya perubahan structural yang kentara di otak, bahkan pola transmisi elektrokimia dapat berubah dengan cara lebih dinamis. Pikiran sadar kita dapat beralih dengan cepat dari lelucon ke renungan yang serius, dari intropeksi ke pendalaman terhadap karakter orang lain, dan hal-hal yang religious ke hal-hal duniawi-lebih cepat dari waktu yang diperlukan untuk membaca kalimat ini. Perubahan aktivitas neuron mengakibatkan perubahan pikiran, sedangkan struktur anatomis dasar dari otak itu sendiri, tentu saja, tetap stabil.


Sumber : Solso,R.L,dkk.(2007).Psikologi Kognitif. Penerbit Erlangga : Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline