Lihat ke Halaman Asli

Program Studi Ilmu Komunikasi UNISA Yogyakarta Menggelar Workshop ANTARIKSA "Unite Safety Riding"

Diperbarui: 24 Juli 2024   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hallo semuanya!

Tulisan ini bertumpu pada workshop yang diadakan oleh ANTARIKSA (Ajang Kreativitas Komunikasi UNISA) yang diadakan pada tanggal 20 Juli 2024, dengan tema pembahasan "Menumbuhkan kepedulian masyarakat dalam keselamatan berkendara" yang telah dibawakan oleh tiga narasumber yaitu Ibu Widya selaku ditlantas polda DIY, Mas Rangga (mas rang) selaku riding influencer atau petouring, dan M. Ali Iqbal perwakilan dari Astra Motor Yogyakarta.

Materi pertama disampaikan oleh Ibu Widya perwakilan dari ditlantas Polda DIY. Ring road dibuat tahun 1994 dengan jenis jalan arteri namun seiring perubahan zaman ring road diubah menjadi jalan kolektor. Dalam satu tahun terakhir kasus kecelakaan di ring road meningkat, bahkan 2 mahasiswa UNISA Yogyakarta meninggal karena kecelakaan. Ditlantas Polda DIY sudah mengambil tindakan untuk menyikapi hal tersebut, dari pihak kepolisian bekerja sama dengan stakeholder, sering melakukan sosialisasi datang secara langsung, lewat media massa, dan Media elektronik seperti televisi. Terkait tingginya angka kecelakaan setelah dihitung ternyata jumlah bukaan di sepanjang ring road kurang lebih 171 bukaan dan 90% ilegal (tanpa izin). Dari pihak ditlantas mengurangi jumlah bukaan, karena seharusnya jarak bukaan dengan median jarak yang dibuka adalah 300 meter. Banyak pengendara di ring road yang melawan arus, melipir, tidak memakai helm, melawan arus di jalur cepat hal tersebut menjadi faktor terjadinya kecelakaan.

Ditlantas Polda DIY memutuskan untuk mengurangi bukaan jalan, ibu Widya mengatakan "tidak apa-apa lambat dan agak jauh yang penting selamat". Angka kecelakaan Pelajar dan mahasiswa meningkat 30% tahun 2022-2023 kemarin. Kontrol diri ketika berkendara kita juga harus ber-etika ketika berkendara. Dengan mengontrol diri dalam berlalu lintas dengan etika yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan. Selalu ingat, keselamatan adalah prioritas utama saat berkendara.

Selanjutnya pemateri kedua dipaparkan oleh mas Rangga. Namun sebelum lanjut siapa sih mas Rangga itu? Nama aslinya Rangga Pramudita namun sering dipanggil mas rang, Mas Rangga merupakan seorang riding influencer atau petouring, mas rang juga merupakan alumni dari UPNV Jakarta. Mas rang menekan bahwa ketika kita naik motor kita harus peka dan jangan sembrono. Untuk mengurangi risiko kecelakaan ada 4 poin yang disampaikan mas rang yaitu kesadaran individu, patuhi aturan lalulintas, sebelum berkendara pastikan kendaraan dalam kondisi yang baik dan mampu, dan yang terakhir adalah kondisi fisik. Sebelum berkendara pastikan fisik dan mental dalam keadaan sehat, motor dalam keadaan normal, terakhir pastikan lengkap ketika berkendara. Mas rang juga sempat menyampaikan lebih baik kita berkendara dengan style (atribut yang ada) dari pada tidak sama sekali dan yang paling penting kita harus peka ketika berkendara.

Materi terakhir disampaikan oleh M. Ali Iqbal perwakilan dari Astra Motor Yogyakarta. Di sini menyampaikan lebih ke teknik berkendara. Poin pertama, untuk pengereman yang benar 2 rem di tekan secara bersamaan, dan rem depan ditekan lebih kencang karena pada saat kita mengerem semua berat badan kita dan berat motor pindah ke depan. Jadi ketika kita mengerem menggunakan rem depan lebih kuat maka motor aku berhenti secara perlahan. Kemudian poin kedua disampaikan cara merawat motor, cara merawat motor yang baik itu jangan menunggu rusak dulu baru di bawa ke bengkel, dan jangan telat ganti oli karena jika terlambat akan menyebabkan kerusakan di part part di mesin nya. Kemudian yang paling penting jangan lupa merawat rem karena rem adalah komponen paling penting dalam motor. Yang paling utama juga jangan lupa memastikan lampu depan belakang untuk selalu di cek, karena alat komunikasi kita di jalan Cuma 2 yaitu lampu dan klakson.

Beliau juga sudah membedah dan menyampaikan perilaku penyebab kecelakaan di jalan raya yaitu ceroboh terhadap lalu lintas dari arah depan, tidak fokus, gagal menjaga jarak aman, ceroboh saat mendahului, ceroboh saat belok, dan melampaui batas kecepatan.

Jika dikaitkan dengan sebuah teori yaitu Social Cognitive Theory (SCT) teori yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Teori ini menekankan bahwa perilaku dipelajari melalui interaksi individu dengan lingkungan serta observasi terhadap orang lain. Nah, bagi peserta workshop safety riding harapannya setelah mengikuti workshop, perilaku ketika berkendara lebih dijaga dan lebih baik lagi. Karena di dalam workshop yang diadakan oleh ANTARIKSA sudah menekankan nilai-nilai positif, sikap yang baik dalam berkendara untuk menjaga keselamatan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline