Film Schindler's List (1993) diperankan oleh Liam Neeson, Ben Kingsley dan Ralph Fiennes yang berhasil menduduki posisi terbaik berhasil memperoleh piala oscar sebanyak tujuh dan terkategori Best Director. Film ini merupakan salah satu film yang mengajarkan kita mengenai moral dan etika dengan menceritakan keadaan pada masa Perang Dunia II. Penasaran dengan keterkaitan antara film ini dengan moral dan etika? Mari kita pelajari bersama-sama ...
Schindler's List mengisahkan tentang sejarah Holocaust, yaitu pembantaian besar-besaran kepada hampir setiap Yahudi di Eropa yang dilakukan oleh Jerman. Film ini mengambil sudut pandang Oskar yang merupakan seorang pengusaha Katolik dari Jerman yang menyelamatkan para Yahudi dari kamp konsentrasi Nazi.
Pada awal film, Oskar digambarkan sebagai pria yang manipulative dan tamak. Ia datang ke Polandia untuk mengambil alih sebuah pabrik besi yang memproduksi alat-alat dapur serta alat-alat perang untuk mendukung tentara Nazi Jerman saat World War II. Oskar Schindler membuka pabrik tersebut dan memperkerjakan orang-orang Yahudi. Pabrik yang dibuka oleh Oskar mendapatkan dukungan dari Jerman karena ia merupakan anggota Nazi serta ia juga bersahabat dengan Perwira dan Kepala Polisi. Selain itu, Oskar dibantu oleh Itzhak Stern untuk membuka pabrik tersebut dikarenakan ketidakkecupukan modal.
Itzhak Stern merupakan seorang akuntan Yahudi yang memiliki hubungan bisnis untuk meminjamkan modal. Kemudian, Oskar memperkerjakan ribuan orang Yahudi dengan alasan gaji yang lebih murah. Namun, ternyata Oskar menggunakan pabrik tersebut untuk menolong orang-orang Yahudi yakni agar mereka tak ditangkap oleh para tentara Jerman. Ia telah menyelamatkan banyak orang agar terhindar dari pembantaian kaum Yahudi karena dengan memiliki pekerjaan, kaum Yahudi ini aman dari pembantaian.
Dalam film tersebut, Oskar merupakan seorang yang menganut agama katolik. Namun, Oskar berbohong dan menyogok Nazi untuk memperkerjakan Yahudi di pabriknya. Secara etis, perbuatan Oskar tersebut tidak dapat dikatakan benar karena berbohong dan menyogok adalah perbuatan yang tidak baik dan merusak kebiasaan manusia. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti benar dan salah. Kita melihat realitas bahwa perbuatan Oskar dilakukan sebagai cara agar orang Yahudi memiliki penghidupan yang lebih manusiawi dan terbebas dari kejamnya tentara Nazi.
Dengan berbohong dan menyogok tentara Nazi dengan uang yang dimilikinya, Oskar mampu membeli orang Yahudi dan mempekerjakan mereka, meskipun mereka menerima upah yang rendah dalam pekerjaannya. Di sisi lain, perbuatan Oskar ini juga memuat alasan dan ketentuan etika yang positif dalam kehidupan manusia pada saat itu.
Perbuatan Oskar secara tidak langsung memberikan dampak yang berkepanjangan bagi kehidupan manusia, khususnya orang Yahudi. Selain itu, melalui perbuatannya Oscar sejatinya telah memanusiakan manusia dan meletakkan kemanusiaan setinggi-tingginya di atas harta benda yang dimilikinya. Dengan demikian, perbuatan berbohong dan menyogok bukanlah tindakan yang salah atau bahkan merugikan, asalkan kita punya alasan yang tepat dan pengaruh yang hebat semua bisa memiliki nilai positifnya.
Perbuatan Oskar ini juga termasuk dalam moralitas. Moral adalah suatu ajaran yang mengajarkan mengenai baik atau buruknya suatu perilaku atau tindakan. Moral yang dimaksud dalam film ini adalah Oskar membantu dan memperkerjakan orang-orang Yahudi, walaupun dengan berbohong dan menyogok Nazi. Dalam hal tersebut, Oskar berperilaku dengan menolong sesama manusia yang sedang kesulitan. Sehingga film ini mengajarkan banyak hal yakni untuk selalu memikirkan mana tindakan yang benar dan salah serta selalu memikirkan diri orang lain dan tidak egois.
Oskar rela menukarkan sisa harta yang dimilikinya untuk membantu orang-orang Yahudi yang tersiksa. Dalam hal itu, Oskar memiliki pertimbangan moral atas tindakan yang dilakukannya. Oskar memiliki pertimbangan bahwa ia hidup dengan kekayaannya atau ia kehilangan kekayaannya dengan alasan membantu dan menyelamatkan orang-orang Yahudi tersebut.
Apabila dikaitkan dengan Etika normatif, tindakan dalam film Schindler's List termasuk dalam Utilitarianisme. Apa itu Utilitarianisme? Kenapa tindakan Oskar termasuk Utilitarianisme?
Utilitarianisme adalah pemikiran yang memberi manfaat dan kebahagiaan sebesar mungkin untuk sebanyak mungkin orang. Oskar begitu memikirkan orang banyak demi tercapainya kegunaan atau kebahagiaan bagi sebanyak -- banyaknya orang.
Pada kasus ini, tindakan Oskar yang menyelamatkan para Yahudi memberikan mereka kebahagiaan yang mungkin tak pernah terlintas pada pikiran mereka sebelumnya. Selain itu, sebagai seorang Jerman dan menganut agama Katolik, Oskar tidak bertindak egois. Tentunya, Oskar sangat memikirkan dan mempertimbangkan tindakan yang ia lakukan, para Nazi lakukan, serta akibat yang ditanggung oleh para Yahudi.
Banyak adegan dengan paham Utilitarianisme yang mengesankan dalam film ini. Salah satunya saat Oskar memproduksi amunisi yang buruk dengan sengaja untuk menyusahkan militer Jerman. Kemudian saat seorang komandan Jerman ingin mengeksekusi seorang Yahudi dan tiba-tiba senjatanya rusak. Lalu sang komandan mencoba lagi dengan pistol cadangannya, namun ternyata rusak juga. Hal ini membuat upaya Oskar dalam menyelamatkan orang Yahudi tersebut berhasil.