Lihat ke Halaman Asli

Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme pada PAUD

Diperbarui: 10 Desember 2022   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori belajar behaviorisme menitikberatkan kepada proses pengkondisian untuk membentuk perilaku yang diharapkan dari seseorang sebagai hasil belajarnya melalui pemberian reward atau punishment. Ketika seseorang menunjukkan perilaku yang diharapkan terhadap stimulus tertentu maka ia akan diberikan reward untuk memperkuat proses belajar dan meningkatkan kemunculan perilaku tersebut di kemudian hari. Sebaliknya, ketika seseorang menunjukkan perilaku yang tidak diharapkan, maka ia akan diberikan punishment dengan tujuan mengurangi kemunculan respon perilaku tersebut. Di dalam konteks pendidikan anak usia dini, penggunaan praktik reward dan punishment dapat membawa dampak positif terutama di minggu-minggu pertama sekolah. 

Dalam minggu-minggu pertama bersekolah, anak usia dini harus banyak beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan baru di dalam kelas. Bagi banyak anak prasekolah, pengalaman pergi ke sekolah dan tinggal di sana selama beberapa waktu untuk belajar bisa jadi pengalaman yang menakutkan karena untuk pertama kalinya anak harus berada di lingkungan di luar lingkungan rumah yang aman. Pemberian reward ketika anak berhasil masuk ke lingkungan sekolah dan lingkungan kelas secara konsisten dapat membantu anak memiliki persepsi positif terhadap pengalaman bersekolahnya dan mendorongnya untuk kembali masuk ke lingkungan sekolah dan lingkungan kelas dengan lebih mandiri. 

Praktek pemberian reward dan punishment ini juga membantu terbentuknya kebiasaan dan rutinitas peserta didik secara kolektif di dalam kelas. Salah satu contoh yang sering digunakan adalah dengan mengumpulkan poin atau kelereng kelas. Peserta didik di dalam kelas diberikan sebuah reward seperti penambahan waktu bermain di luar kelas ketika berhasil mengumpulkan poin sesuai kesepakatan di awal. Semakin cepat peserta didik memiliki kebiasaan dan rutinitas kelas yang baik, maka proses pembelajaran di dalam kelas dapat menjadi lebih bermakna. Meski demikian, penerapan sistem reward seperti ini perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa perilaku sasaran yang dikondisikan masih sesuai dengan target awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline