Lihat ke Halaman Asli

Jatuh Kepadamu

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

mulanya, di hari yang biasa itu, tiba tiba pelangi melingkar, tanpa hujan, tanpa peringatan, dan udara berganti kebahagiaan yang mengalir, juga getir

pertemuan adalah awalan yang sederhana untuk jatuh cinta, langit cukup cerah untuk memekarkan cahaya, yang memetakan garis garis wajahmu ketika tersenyum canggung, dan mentari cukup ramah menembus jendela, cahayanya bermain main dimata kelerengmu yang hitam gelap, dan aku cukup beruntung untuk terpesona melihatmu berdiri di depan sana

ada debar yang tak dapat ku urai

ada getar yang tak kunjung terjabar

seketika ada bagian dari dirimu yang menjadi bagian dari diriku, dan tak mungkin lagi lepas

sejak saat itu, rindu adalah hal yang sukar dihalau, dan harapan mengikat segalanya dengan erat, dia adalah mimpi mimpi dan lamunanku yang nyaris sempurna,
dia adalah penantian yang tersembunyi sejak lama

aku jatuh cinta padanya, namun tak pernah mampu bicara

maka setiap hari kukirimi dia cinta, yang bersembunyi dalam kata kata, lewat sajakku

namun, aku tak tahu pahamkah dia, tersanjungkah dia, pada sebaik baiknya sajak yang ku alamatkan

biar kutunggu kau mengerti

biar kutunggu sampai nanti yang belum pasti

karena aku tahu, aku tak bisa lebih jatuh cinta dari ini

lebih dari jatuh kepadamu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline