Lihat ke Halaman Asli

Pembentukan Kebiasaan Baik: Sosialisasi Mahasiswa UMM Terkait Urgensi Stunting dengan Pola Asuh "Dua Anak Cukup" di Desa Sumberdadi Blitar

Diperbarui: 19 Agustus 2024   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada periode Juli sampai dengan Agustus 2024, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri sebagai bentuk dorongan dari Universitas agar mahasiswanya senantiasa berkembang mampu mengabdi dan bermanfaat bagi masyarakat. Tahun ini, sebanyak 4.747 mahasiswa dari berbagai fakultas yang terbagi menjadi 900-an kelompok dilepas untuk mengabdi dengan membawa berbagai program andalan masing-masing yang tersebar dalam 17 provinsi dan 74 kabupaten maupun kota.

Salah satu kelompok dari gelombang 6, yaitu kelompok 56 yang beranggotakan sebanyak 5 orang melaksanakan kegiatan PMM di Desa Sumberdadi, Krajan, Blitar, Jawa Timur dengan mengusung tema "Pembentukan Kebiasaan Baik: Program Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat Dalam Lingkungan Masyarakat". Anggota kelompok tersebut terdiri dari Aprilia Nur Aisiyah selaku koordinator, dengan empat anggota lainnya yaitu M. Barli Mahbubi, Yofi Nanda Purnomo, Silvia Anggraini Fitriyani, dan Ahmad Fauzan Fatkhurahman yang berasal dari program studi Ilmu Keperawatan dan didampingi oleh Citra Gilang Qur'ani, Ph.D selaku dosen pembimbing lapangan (DPL). 

Kegiatan PMM ini diselenggarakan dengan harapan dapat memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat baik dari aspek pemeliharaan kesehatan, meningkatkan produktifitas, pencegahan penyakit, kebiasaan hidup bersih sehat, serta mempererat hubungan sosial antar warga desa. Secara umum, kegiatan PMM yang diselenggarakan oleh mahasiswa UMM di Desa Sumberdadi merupakan bentuk pengaplikasian ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa studi agar kontribusi langsung yang diberikan dapat bermanfaat dalam pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang membutuhkan.

Salah satu isu krusial yang sampai saat ini belum dapat dituntaskan yaitu stunting serta pengendalian jumlah anak dalam satu keluarga. Stunting masih menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan dan daerah dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan gizi. Tidak sedikit masyarakat yang belum menyadari terkait bagaimana pentingnya dan seberapa berpengaruh asupan gizi anak selama 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun pada perkembangan anak di masa depan. Selain hal itu, adapun masyarakat yang belum memahami apa manfaat dari perencanaan keluarga. Tidak jarang bahwa pemahaman memiliki jumlah anak yang sesuai dengan kemampuan ekonomi dan kesehatan keluarga yang diabaikan, sehingga orang tua yang tidak cukup mumpuni kurang dapat memberikan perhatian dan gizi optimal kepada setiap anak.

Oleh karena itu, melalui pendekatan langsung kepada masyarakat, kelompok 56 gelombang 6 PMM UMM mengusung beberapa program unggulan di Desa Sumberdadi yang salah satunya ialah kegiatan sosialisasi mengenai urgensi stunting serta program penerapan dua anak cukup kepada wali siswa dari Paud-TK Dharma Wanita 01 Sumberdadi. Kami menjadikan wali siswa sebagai sasaran kegiatan karena pada umumnya orang tua dari anak usia sekolah merupakan dewasa awal dengan sistem reproduksi yang masih baik sehingga memiliki keterkaitan erat terhadap pola asuh Keluarga Berencana di masa mendatang sehingga penting bagi mereka untuk mendapatkan pendalaman terkait tumbuh kembang anak.

Untuk itu kelompok 56 gelombang 6 PMM UMM melaksanakan kegiatan mulai dari observasi di lingkungan desa, perizinan serta koordinasi secara langsung terhadap pimpinan sasaran yang bersangkutan, dan kemudian dilakukan penyesuaian jadwal antara kelompok dengan sasaran. Pada akhir kegiatan sosialisasi, diberikan sesi tanya jawab serta sesi mengemukakan pendapat agar opini antar personal dapat diselaraskan terhadap penjelasan yang sudah diberikan kelompok agar tidak terjadi perbedaan pendapat kurang tepat yang lebih beredar di lingkungan masyarakat. Pemberian kuisioner juga diberlakukan sebagai bentuk media ukur terhadap pemahaman masyarakat antara sebelum dan sesudah diberikan sosialisasi edukasi. Hasil dari kuisioner tersebut menunjukkan respon positif dimana sasaran dapat menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh kelompok dengan benar yang menandakan bahwa tujuan dari sosialisasi telah tercapai. Diharapkan dengan dilakukannya sosialisasi ini, setiap orang tua yang hendak memiliki anak dapat memiliki kesiapan yang lebih matang terlebih dahulu demi kebaikan keluarga serta anak di masa mendatang.

Penyelenggaraan Senam Bersama Warga Desa/kelompok 56

Selain sosialisasi stunting dan Keluarga Berencana, kelompok 56 gelombang 6 juga memiliki program kerja unggulan lain dengan tujuan utama sebagai pemberdayaan masyarakat, diantaranya tata cara mencuci tangan dengan 6 langkah benar, edukasi terkait gigi berlubang serta implementasi penerapan sikat gigi yang baik dan benar pada seluruh peserta didik TK Dharma Wanita 01 Sumberdadi, edukasi hipertensi diabetes pada masyarakat lansia dan dewasa madya, pemeriksaan tanda-tanda vital secara gratis, gotong royong membersihkan desa, serta penerapan pola hidup sehat dengan melakukan senam kebugaran jasmani. Seluruh program kerja telah terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, dengan meninggalkan kesan postif pada masyarakat desa maupun anak-anak didik yang memberikan umpan balik hangat sehingga kegiatan pengabdian menjadi jauh lebih bermanfaat dan berkesan.

Pelaksanaan Program Kerja di TK Dharma Wanita 01 Sumberdadi/kelompok 56

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline