Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesejahteraan kita sebagai manusia khususnya untuk para generasi Z yang lahir dari tahun 1997 sampai 2012, seringkali terabaikan.
Dalam kehidupan yang penuh tekanan dan tuntutan, menjaga kesehatan mental menjadi semakin penting. Krisis mental di kalangan anak muda saat ini merupakan salah satu isu serius yang perlu mendapat perhatian lebih.
Di era digital dan globalisasi, tekanan hidup, ekspektasi sosial, dan tantangan personal semakin kompleks, memberikan dampak signifikan pada kesejahteraan mental generasi muda khususnya Generasi Z.
Data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat peningkatan signifikan dalam kasus gangguan kesehatan mental di kalangan anak muda. Juga, Didukung oleh survei yang dilakukan oleh McKinsey Health Institute dari 5 Mei hingga 2 November 2022 yang menyatakan bahwa Generasi Z adalah generasi dengan kondisi kesehatan mental terburuk dibandingkan generasi sebelumnya. H
al yang memicu terjadinya kesehatan mental yang buruk khususnya bagi Generasi Z diantaranya: stres akademik, tekanan sosial, ketidakstabilan keluarga dan perpisahan orangtua, tingginya tekanan untuk sukses, kesenjangan digital, penggunaan media sosial yang berlebihan diidentifikasi sebagai faktor utama pemicunya.
Salah satu faktor terbesar pemicu krisis kesehatan mental terhadap Generasi Z adalah peran media sosial. Studi yang diterbitkan oleh Journal of Abnormal Psychology menunjukkan korelasi positif antara penggunaan media sosial yang berlebihan dan peningkatan tingkat kecemasan dan depresi pada Generasi Z.
Generasi Z sering tanpa disadari membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain yang terlihat lebih baik dalam postingan mereka. Hal ini dapat menciptakan perasaan kurang percaya diri yang jika terus dilakukan, akan berdampak menjadi stres.
Selain itu, banyak Generasi Z yang tanpa disadari, karena di era digital saat ini semakin banyak orang memainkan media sosial mereka, ini juga memicu gangguan tidur karena terlalu asyik menonton konten atau sumber hiburan lainnya yang dapat menghabiskan waktu begitu lama, berdampak menjadi gangguan tidur, dan jika terus dilakukan, dapat mengakibatkan insomnia. Ketika waktu tidur sudah berantakan, otak tidak dapat beristirahat dan akan semakin memicu stres yang mengganggu kesehatan mental.
Ketidakstabilan keluarga dan perpisahan orangtua juga salah satu pemicu banyaknya Generasi Z mengalami gangguan kesehatan mental. Keluarga seharusnya menjadi tempat atau rumah ketika anak merasa sedih, kecewa atau merasakan perasaan negatifnya. Namun, ketika keluarga dan orangtua saja berantakan, maka anak tersebut tidak dapat meluapkan atau berkeluh kesah tentang apa yang sedang dia rasakan.
Hal ini membuat anak tersebut memilih diam, mengurung diri, dan semakin memiliki perasaan canggung terhadap keluarga untuk berkeluh kesah mengenai kehidupannya.