Lihat ke Halaman Asli

edward sutanto

penulis baru

Etika dalam Berpendapat

Diperbarui: 2 Desember 2018   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Etika Dalam Berpendapat

Halo para pembaca! Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang kebebasan. Kebebasan memiliki kolerasi dengan banyak sekali dimensi yang ada di kehidupan ini misalnya adalah kebebasan dalam berkeluarga, kebebasan berkumpul atau yang sering disebut dengan kebebasan berserikat, kebebasan dalam menentukan pekerjaa, kebebasan dalam menentukan gama yang ingin dianut, serta kebebasan dalam berpendapat. 

Namun kebebasan disini dimaksudkan pada kebeasan pada kehidupan bernegara, salah satunya adalah kebebasan dalam berpendapat. Kebebasan adalah harapan dari semua orang yang ada, karena pada hakekatnya manusia membutuhkan kebebasan untuk mengeluarkan segala kemampuan yang ada.

Pada zaman sekarang kebebasan berpendapat merupakan hal yang biasa karena pemerintah sendiri sangat mendukung masyarakat untuk berpendapat. Mengingat negara kita, Indonesia merupakan negara yang demokrasi, yang artinya adalah sistem pemerintahan diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sehingga, segala aspirasi yang kita inginkan merupakan faktor terpenting di dalam kehidupan bernegara.

Faktor tersebut juga didukung oleh perkembangan teknologi yang begitu masif, seperti munculnya blog-blog yang berisi tentang aspirasi masyrakat, kebebasan pers yang begitu masif. Karena perkembangan teknologi tersebut, membuka peluang masyarakat untuk mengemukakan pendapatnya terutama bagi masyarakat yang tidak memiliki waktu untuk meluangkan waktu untuk bergabung menjadi anggota DPR ataupun  partai politik. 

Artinya masyarakat tidak perlu menjadi anggota DPR, anggota partai politik untuk mengemumakan pendapatnya agar didengar pemerintah. Karena perkembangan teknologi tersebut masyarakat mampu mengemumakan pendapatnya melalui banyak sosial media yang ada, mungkin keluhan, ucapan terimakasih, masukkan untuk pemerintah.

Namun di zaman sekarang, masifnya berpendapat terutama di media sosial, selain menimbulkan hal positif juga menimbulkan hal negatif. Hal positif yang ada adalah munculnya digitalisasi untuk secara langsung dan cepat untuk menyampaikan keluhan oleh masyarakat, misalnya adanya jalan berlubang, masyarakat dengan cepat dapat menakses aplikasi yang ada dan dapat memberikan komentar dan masukka untuk pemerintah. 

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kebebasan yang ada juga cukup banyak digunakan oleh beberapa oknum untuk menyampaikan pendapatnya hanya semata mata untuk menjatuhkan salah satu pihak. Salah satunya adalah maraknya berita bohong yang berkembang dimasyarakat. Tentu munculnya berita bohong ini sangat tidak sesuai dengan kebebasan berpendapat yang dimaksudkan. 

Karena kebebasan berpendapat sendiri memiliki tujuan untuk memperbaiki dan mengarahkan pola pemikiran masyarakat kearah yang lebih baik dan memberikan kritik atau masukan kepada siapapun yang dikritik kearah yang lebih baik lagi. Namun bagaimana jika kritikan yang dimasukkan sendiri adalah kritik bohong atau berita bohong yang diserangkan kepada fakta yang sebenarnya tidak seperti itu?

Jika berbicara tentang kebebasan berpendapat memanglah manusia tersebut memiliki kebebasan yang sebesar-besarnya untuk mengatakan sesuatu. Namun, hal yang paling penting dan paling utama adalah kebebasan berpendapat haruslah didasarkan pada fakta yang ada, bukan mengartikan kebebasan tersebut sebagai kebebasan yang mutlak. Kebebasan berpendapat yang didasarkan pada fakta tersebutlah yang dinamakan dengan etika dalam kebebasan berpendapat.

Menurut saya, etika dalam kebebasan berpendapat disini sangatlah penting karena jika semua orang hanya mengatakan apa yang dia rasakan dan dia butuhkan maka pendapat tersebut hanyalah bedasarkan pada asumsi bukan fakta yang ada. Maka dari itu, fakta disini sangatlah penting dalam kebebasan berpendapat karena dengan fakta maka apa yang dikatakan menjadi berarti karena sesuai dengan hal yang terjadi di lapangan, sehingga pihak yang dikritik dapat melakukan pembenahan dengan sangat efektif dan sesuai target.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline