Kalender Gregorian diciptakan untuk menentukan secara tepat penanggalan liturgi Gereja Katolik terutama tentang perayaan Paskah. Kalender Julius dinilai kurang akurat, karena permulaan musim semi tanggal 21 Maret semakin maju. Oleh sebab itu, perayaan Paskah yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I (325) tidak tepat (pada tahun 1582, jatuh pada hari Kamis 4 Oktober dan Jum'at 15 Oktober).
Pada tahun 527 Kaisar Justinian memerintahkan Dionisius Exiguus (seorang biarawan, Sejarawan, Teolog, Matematikawan, dan Astronom ulung) untuk membuat perhitungan tahun berdasarkan kelahiran Yesus Kristus. Berdasarkan perintah itu, Dionisius Exiguus membuat kalender Masehi (Anno Domini). Kalender itu disebut Masehi karena merujuk kepada Yesus Kristus. Kalender ini disusun berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari.
Selanjutnya, pada abad ke-15, Paus Gregorius XII memerintahkan beberapa orang ilmuan Ordo Jesuit antara lain, Dr. Aloysius Lilius dari Napoli-Italia untuk memperbaiki kekurangan dari kalender Julian Lama. Setelah melalui berbagai proses, akhirnya Paus Gregorius XII menetapkan sistem kalender 'Julian Baru' yang disebut kalender Gregorian (Anno Domini/Masehi) pada tanggal 24 Februari 1582.
Perbedaan Kalender Julius dan Gregorian
Kalender Julius berlangsung selama 365 hari, 6 jam dalam satu tahun. Sementara itu revolusi Bumi berlangsung selama 365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik. Oleh sebab itu setiap 1 milenium, Kalender Julius kelebihan 7 sampai 8 hari (11 menit 14 detik per tahun). Pada Kalender Julius, setiap tahun yang bisa dibagi dengan 4 disebut tahun kabisat. Berbeda dengan Kalender Gregorius, setiap tahun dengan kelipatan 100 dianggap sebagai tahun kabisat bila tahun itu bisa dibagi dengan 400. Misalnya tahun 1600, 2000, dan 2400 masuk dalam kategori tahun kabisat.
Kalender Gregorian dinilai sangat valid, akurat dan bermanfaat bagi banyak kalangan, maka diadopsi sebagai kalender yang dipakai di seluruh dunia hingga saat ini. Meskipun tahun Masehi sangat kental dengan sejarah Gereja Katolik, namun kini kalender tersebut digunakan secara umum, oleh semua kalangan di seluruh dunia. Oleh sebab itu, tahun baru masehi bermakna universal tanpa pandang bulu.
Selamat Tahun Baru 2020 untuk yang merayakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H