Lihat ke Halaman Asli

Aku Berhutang pada Bangsa Ini

Diperbarui: 23 November 2016   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Agus sylviana "][/caption]

 

Keluar dari militer dan meninggalkan zona nyaman adalah keputusan besar yang saya ambil untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dan ikut mencalonkan diri menjadi calon gubernur DKI Jakarta (AHY) 

 

 

Pengabdian kepada bangsa dan negara yang dicintai, untuk ikut menjadi salah satu calon Gubernur. Niat yang datang tanpa di undang, niat yang hadir dari celah celah kemanusiaan yang menggelora dalam hati. Sehingga dalam pidatonya Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan pembangun hendaknya tidak meninggalkan luka. Yach pembangunan yang lebih manusiawi, pembangunan yang lebih beradab dan mampu berdiri tegak di tengah himpitan kepentingan kaum marginal dan kaum opportunis. 

Jakarta adalah wajah Indonesia. Jika kita berbicara tentang wajah maka kita berbicara tentang rupa, kecantikan atau mungkin kemolekan, keanggunan yang membahana dalam otak kita. Lalu bagaimanakah wajah yang cantik itu? Wajah cantik tak selamanya putih, bening dan mulus, kecantikan bisa timbul dari manusia manusia berkulit hitam dan sawo matang. Begitu juga dengan wajah jakarta, apakah wajah jakarta yang indah adalah seperti di Pantai Indah Kapuk, atau mungkin rumah rumah mewah itu? Apakah bangunan bangunan menjulang tinggi, seperti deretan apartemen apartemen itu adalah jakarta yang anggun? Jika itu yang cantik, anggun dan berkelas maka wajarlah warga warga yang tinggal di pinggiran kali itu, diusir atau direlokasi ke aparatemen yang menjulang tinggi nan semampai itu. 

Persepsi pemimpin menjadi garis kebijakan pembangunan DKI. Dari kampanyenya, Agus Harimurti Yudhoyono jelas menginginkan pembangunan yang lebih beradab, lebih manusiawi dan pembangunan yang tidak meninggalkan luka dan duka. Penggusuran manusia dan pembunuhan budaya masyarakat miskin kota bukanlah program AHY Silvie. AHY mencintai budaya warung/pasar senggol dan lebih mengutamakan pemberdayaaan dan peningkatan taraf hidup masyarakat miskin dengan pembangunan rumah deret seperti kali code jogja. 

Aku Berhutang Pada Bangsa Ini, menjadi garam dan terang adalah caraku membayarnya 

(Letkol CPM (Purn) Dr. JR Saragih, SH, MM)

Sebagai seorang abdi negara, JR Saragih, seorang perwira aktif militer CPM mengundurkan diri untuk menjadi seorang Calon Bupati di pinggiran Danau Toba Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Kesamaan pola pikir antara JR dan AHY adalah sebuah wujud pengabdian kepada bangsa untuk menghasilkan sebuah pemerintahan yang baik, bersih dan berkualitas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline