Lihat ke Halaman Asli

Silvana Salma Alzahra

Universitas Majalengka

Rindu Daun Jatuh

Diperbarui: 28 Mei 2024   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam senja yang muram, aku lihat daun-daun melayang,  
Rindu membelai tanah, meresap dalam aroma basah,  
Gemerisik sunyi mengiringi langkah mereka,  
Mengisahkan perjalanan panjang, dari hijau hingga keemasan.

Di bawah naungan pepohonan yang menjulang,  
Aku terdiam, terhanyut dalam momen abadi,  
Setiap helaian daun, seakan berbisik pelan,  
Tentang cinta yang lepas, namun tak pernah hilang.

Rindu pada angin, yang membawa pergi tanpa jejak,  
Rindu pada hujan, yang menari di atas kanopi,  
Daun-daun jatuh, menulis sajak tak kasat mata,  
Pada tanah yang setia, memeluk dengan lembut.

Dalam pelukan musim gugur, mereka berpulang,  
Melepas rindu yang terpendam di setiap uratnya,  
Aku berdiri, menjadi saksi bisu keindahan,  
Rindu daun jatuh, mengajarkanku arti perpisahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline