Lihat ke Halaman Asli

Silvana Audia Maharani

Tersertifikasi oleh BNSP sebagai Certified Enterpreneurship Implementation Proctitioner (CEIP)

Mohammed Bin Issa : Dari Bisnis Amal, Bisa Capai 7 Miliar Dolar US

Diperbarui: 16 Mei 2024   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Mohamed Bin Issa Al Jaber

Siapa yang tidak mengenal Mark Zuckerberg, pemilik Instagram dan Facebook? atau Jan Koum sang pendiri WhatsApp atau perusahaan streaming Netflix yang didirikan oleh Reed Hastings dan Marc Randolph. Semua orang pasti pernah mendengarnya. Namun apakah kamu pernah mendengar nama Mohamed Bin Issa Al Jaber?

Mohamed Bin Issa Al Jaber adalah seorang muslim dan juga seorang pengusaha Arab sekaligus pengusaha Austria yang telah membangun kerajaan bisnis internasional di Eropa dan Timur yang berinvestasi dalam bidang perhotelan, real estate, keuangan, serta minyak dan gas.

Dikutip dari situs resmi mbialjaber, pada usia 20 an ia sering melanglang buana di Eropa. Sehingga hal ini memberikan pemikiran yang berbeda dan berdampak pada budaya Barat. Selama perjalanannya, Mohamed menjadi sangat tertarik pada dunia pendidikan, pemerintahan yang baik, dan demokrasi di Timur Tengah. Dia juga memiliki kemampuan bisnis yang kuat, yang mendorongnya untuk mendirikan perusahaan pertamanya pada tahun 1980.Lalu ia kemudian beralih ke bidang filantropi. 

2013-cm6683136-sheikh-mohammed-5-cropped-edit-662f5bfede948f0c964f30c2.jpg

Setelah satu dekade tepatnya pada pertengahan tahun 1990-an ia mendirikan Charitable Trust yang pertama. Selama perjalanannya, dia meluncurkan Yayasan MBI Al Jaber, sebuah lembaga amal yang memungkinkan dia terlibat secara aktif dalam masalah  ataupu isu-isu terkini yang masih menjadi masalahnya. Dari yayasan MBI inilah ia memiliki aset lebih dari $10 miliar yang terdaftar di Inggris yang berfokus pada pendidikan, tata kelola yang baik, dan percakapan budaya. Organisasi ini berkomitmen untuk membangun jembatan antara Timur Tengah dan masyarakat global.

Berkat konsistensi dan komitmennya pada proyek Pendidikan iapun diberi gelar Ketua Studi Timur Tengah di SOAS, Universitas London. Tak hanya itu, menurut artikel forbes ia juga menerbitkan buku berjudul "the title is given as an honorary title in Saudi Arabia" yang pertama kali diterbitkan dalam bahasa Arab pada tahun 2009 dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis pada tahun 2013. Buku ini memberikan perspektif Arab tentang transformasi sosial dan ekonomi yang terjadi di wilayah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline