Tidak setiap orang yang kaya akan hanya hidup dalam kemewahan dan terus bersenang-senang. Sepatutnya kita menyadari bahwa kita akan kembali untuk bertemu dengan Tuhan kita semua. Dan sudah selayaknya kita mempersiapkan bekal untuk akhirat kita. Seperti kisah miliarder muslim bernama Ali Banat ini yang menyumbangkan seluruh hartanya dijalan Allah. Simak kisahnya dibawah ini :
Kenali siapa Ali Banat dan bagaimana kisahnya
Ali Banat adalah seorang pengusaha kaya yang lahir pada 16 Februari 1982 dan meninggal pada 29 Mei 2018 di Sydney, Australia. Semasa hidupnya ia menyumbangkan seluruh kekayaannya untuk orang-orang miskin di Afrika. Diketahui bahwa ia merupakan pengusaha bisnis keamanan dan elektronik.
Sebelum berpartisipasi dalam aktivitas sosial, Banat dikenal sebagai pebisnis yang sukses dan menjalani gaya hidup mewah. Ia menyukai mobil, jam tangan, sepatu, topi, dan kacamata yang mahal. Ia memiliki mobil sport seharga US$ 600.000 (Rp 8,7 miliar) dan gelang seharga US$ 60.000 (Rp 870 juta).
Namun kejadian 2015 telah merubahnya karena pada saat itu ia harus dilarikan ke rumah sakit dan menderita kanker sehingga ia hanya bisa bertahan selama tujuh bulan lagi. Ali sadar bahwa dia tidak memiliki waktu yang lama lagi, sehingga saat itulah ia mulai banyak merenung tentang arti hidup dan kekayaan.
Ali Banat menyadari bahwa kekayaan dan harta benda tidak akan membawanya ke surga, hanya amal kebaikan yang akan menjadi bekalnya di akhirat. Sehingga, Ali membuat keputusan yang luar biasa bahwa dia akan memberikan seluruh hartanya untuk membantu orang-orang miskin di Afrika. Sebagaimana dijelaskan dalam youtube One Path yang mengatakan "Saya ingin wafat tanpa memiliki harta benda" ujarnya.
Lalu ia segera memberikan jam tangan, pakaian, topi, dan mobil kepada mereka yang tidak mampu setelah didiagnosa menderita kanker. Dia juga membuat keputusan untuk pergi ke Afrika selama dua minggu. Di sana dia mendirikan yayasan sosial bernama "Muslim Around The World" pada Oktober 2015 lalu.
Hal ini ia lakukan karena ia tak lagi punya keinginan untuk mengejar kenikmatan dunia.
" Ketika seseorang memberi tahu kamu bahwa kamu sakit dan hanya memiliki beberapa bulan untuk hidup, pasti kamu akan menjadikan dunia ini prioritas terakhir," jelasnya.
"Bagiku lebih utama membuat seorang anak di Afrika tersenyum bahagia daripada memiliki mobil mewah seharga miliaran," katanya.
Ia juga sadar bahwa setelah seseorang meninggal dunia, tak ada yang mendampingi di alam kubur. "Bahkan uang yang kamu punya, tidak akan dibawa," kata Ali.
Ia mengatakan satu-satunya yang akan dibawa adalah amal kebaikan selama di dunia.
Dalam sebuah wawancara Banat menuturkan ia sudah ingin bertemu dengan Allah. Pengalaman spiritual ini berawal ketika ia meminum obat untuk meringankan sakit dan ternyata sedikit melebihi dosis. Ia mengaku berada di alam lain dan melihat pemandangan yang sangat indah.
Meskipun perjalanan hidup Ali Banat di dunia ini telah berakhir pada tahun 2018 akibat kanker, warisan dan jejak kebaikannya tetap hidup dan terus memberikan inspirasi bagi banyak orang. Kisah hidup Ali Banat mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada jumlah harta yang kita kumpulkan, tetapi pada berapa banyak kita memberikan untuk orang lain dan berapa banyak kebaikan yang kita lakukan di dunia ini.
Oleh karena itu, mari kita semua mengambil pelajaran dari kisah Ali Banat dan menggali kebaikan di dalam diri kita sendiri. Kita bisa menjadi lebih peduli terhadap sesama, lebih berbagi dengan yang membutuhkan, dan lebih rendah hati dalam menghadapi kekayaan dan kesuksesan kita. Karena pada akhirnya, kehidupan ini adalah tentang bagaimana kita memberi manfaat kepada orang lain dan meninggalkan jejak kebaikan di dunia ini.