Lihat ke Halaman Asli

Silva Emylia

Mahasiswa

Teori Psikososial yang Dikemukakan oleh Erik Erikson

Diperbarui: 23 Oktober 2024   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian teori psikososial ?

Teori psikososial Erik Erikson adalah model pengembangan manusia yang menjelaskan bagaimana individu tumbuh dan berubah sepanjang hidup mereka melalui interaksi sosial. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan terjadi dalam delapan tahap, masing-masing dengan krisis psikososial yang harus dihadapi. Setiap tahap melibatkan konflik antara dua polaritas yang berbeda, seperti kepercayaan vs. ketidakpercayaan atau intimasi vs. isolasi.

Menurut Erikson, keberhasilan dalam menyelesaikan setiap krisis akan menghasilkan kekuatan psikologis dan karakter yang positif, sementara kegagalan dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan di tahap berikutnya. Teori ini menekankan pentingnya hubungan sosial, budaya, dan pengalaman dalam membentuk identitas dan kesehatan mental individu. Dengan demikian, teori psikososial Erikson memberikan kerangka untuk memahami perkembangan manusia dari bayi hingga usia lanjut, serta bagaimana interaksi dengan lingkungan memengaruhi pertumbuhan psikologis.

Teori psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson adalah salah satu teori pengembangan manusia yang paling berpengaruh. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan individu berlangsung dalam delapan tahap, masing-masing dengan krisis psikososial yang harus dihadapi. 

Berikut adalah ringkasan dari setiap tahap:

1. Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun): Pada tahap ini, bayi mengembangkan kepercayaan terhadap orang tua dan lingkungan mereka. Jika kebutuhan mereka dipenuhi, mereka akan merasa aman; jika tidak, mereka dapat mengembangkan ketidakpercayaan.

2. Otonomi vs. Ragu-ragu (1-3 tahun): Anak belajar untuk mengendalikan diri dan lingkungan mereka. Jika diberikan dukungan, mereka menjadi otonom; jika terlalu dibatasi, mereka dapat meragukan kemampuan diri.

3. Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun): Anak mulai mengambil inisiatif dalam aktivitas sosial dan permainan. Dukungan dari orang tua memungkinkan mereka untuk merasa berani; sebaliknya, kritik berlebihan dapat menimbulkan rasa bersalah.

4. Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun): Di tahap ini, anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya dan belajar keterampilan baru. Keberhasilan membawa rasa industri, sementara kegagalan dapat menimbulkan perasaan inferior.

5. Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun): Remaja mencari identitas diri dan tempat mereka di dunia. Eksplorasi dan dukungan dari lingkungan sosial penting untuk membangun identitas yang sehat.

6. Intimasi vs. Isolasi (18-40 tahun): Di tahap ini, individu mencari hubungan intim dan dekat dengan orang lain. Keberhasilan dalam hubungan membawa intimasi, sedangkan kegagalan dapat mengarah pada isolasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline