Lihat ke Halaman Asli

Payung Teduh

Diperbarui: 7 November 2024   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Payung Teduh

Di bawah payung teduh,
kau dan aku bernaung sejenak,
dari hujan yang datang tanpa suara,
membasahi bumi,
membasahi hati yang lama kering.

Rintikannya adalah lagu lama,
yang hanya kita mengerti,
di antara segala kebisingan dunia,
ada damai yang sederhana,dalam tiap tetes yang jatuh perlahan.

Payung ini, bukan hanya pelindung,
ia adalah ruang tanpa kata,
tempat kita berbagi keheningan,
menatap langit yang tak lagi kelabu,
mendengarkan suara yang hanya milik kita.

Di bawah payung teduh,
aku menemukan rumah,
bukan dalam dinding atau atap,
tapi dalam dekapmu yang penuh arti,
tempat di mana segala hujan pun
tak lagi menakutkan.

Dan ketika hujan reda,
payung itu tak akan pergi,
ia tetap ada,
di dalam hati yang telah penuh
dengan kenangan kita yang tak akan basah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline