Lihat ke Halaman Asli

Menilik Keberagaman Potensi Desa Sukowiryo bersama Kelompok KKN Universitas Jember

Diperbarui: 20 Juli 2023   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

penanaman tembakau didesa Sukowiryo sumber pribadi

Kelompok 94 

KKN UMD UNEJ

Dr. Esti Utarti S.P., M.Si.

Desa Sukowiryo merupakan salah satu desa di kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Dengan luas wilayah 241 hektar dan  jumlah penduduk sebanyak kurang lebih 1.670 jiwa. Desa Sukowiryo berbatasan dengan Desa Kembang di sebelah barat, Kelurahan Nangkaan di selatan, dan Desa Pancoran di selatan dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Kejawan. 

Desa Sukowiryo terbagi menjadi empat dusun yaitu Dusun Blumban, Sentong Kramat, Wangkal dan Sentong Krajan. Hal tersebut, membuat Desa Sukowiryo memiliki kondisi dan karakteristik masyarakat yang beragam, menjadikan desa sukowiryo memiliki aneka potensi yang dapat dikembangkan untuk kemajuan perekonomian Desa Sukowiryo.

Sebagai desa yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas, menjadikan mayoritas penduduk di Desa Sukowiryo berprofesi sebagai petani. Kondisi tanah yang subur dan mudahnya akses air sawah, menjadikan pertanian Desa Sukowiryo dapat ditanami di segala musim. Komoditas pertanian yang ditanam oleh masyarakat di Desa Sukowiryo diantaranya berupa padi, tembakau, dan cabai.

Selain berprofesi sebagai petani, ada juga warga yang memiliki usaha rumah produksi tahu yang berada di Dusun Blumban. Hasil produksi tahu dijual dan dipasok ke beberapa pasar yang ada di Kecamatan Bondowoso. Selain dijual dalam bentuk tahu mentah, hasil produksi tahu tersebut juga dijual dalam bentuk tahu goreng dan tahu pentol. Usaha lain yang juga terdapat di Desa Sukowiryo berupa rumah produksi mebel yang memproduksi mebel dalam skala kecil.

Di Dusun Sentong Kramat yang merupakan salah satu dusun yang ada di desa Sukowiryo juga terdapat usaha peternakan ayam petelur yang cukup produktif dalam menghasilkan telur ayam negeri. Usaha ini didirikan secara pribadi pada tahun 2017. Jenis ayam yang dikembangkankan yaitu ayam layer dengan populasi 675 dan hasil telur kurang lebih 30 kg/hari atau jika dirupiahkan sebesar Rp. 280.000 ribu rupiah per sepuluh kilo telur. 

Pemasaran telur ayam negeri atau ayam layer dipasok langsung pada pengepul, pengecer atau dibeli langsung oleh masyarakat sekitar. Namun, terdapat kendala yang dihadapi dalam budidaya ayam layer ini seperti terjangkit penyakit ammonia dan virus, yang diantisipasi dengan pemberian obat- obatan ternak berupa nutrisi tambahan dan vaksin. 

Pemanfaatan ternak ayam layer di peternakan ini, tidak hanya sebatas pada telur dan daging, namun juga pemanfaatan kotoran ayam menjadi nutrisi tambahan untuk tanaman, terutama yang berada di sekitar peternakan.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline