Manusia sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi sesama manusia. Kita tidak bisa hidup sendiri yang atau memenuhi kebutuhan sendiri, tentunya membutuhkan orang lain. Contoh dalam memenuhi bahan pangan seperti padi atau jagung perlu ada petani, belajar perlu guru, dalam membangun rumah pun kita membutuhkan orang lain.
Kita harus mempunyai hubungan baik antara sesama umat manusia baik itu berbeda suku, bangsa, ras dan agama dengan mempererat tali silaturahmi. Menjalin silaturahmi dengan dengan keluarga, teman, kerabat, tetangga dan orang orang di sekitar merupakan salah-satu bentuk kepedulian dan kasih sayang sesama manusia.
Pada dasarnya, Islam mengajarkan manusia agar menjalin persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah) dan menjaga hubungan baik antarsesama atau hablumminannas. Sifat-sifat seperti benci mencela, perpecahan, dan permusuhan sama sekali dilarang dalam ajaran Islam. Silaturahmi juga merupakan tanda-tanda seseorang yang beriman kepada Allah SWT.
Dalam hadits nabi Muhammad Saw terdapat beberapa keutamaan dengan menjaga silaturahmi :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari)
Pentingnya menjalin silaturahmi tertuang jelas dalam surat QS An-Nisa ayat 36 yang berbunyi:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.
Adapun beberapa cara mempererat silaturahmi yaitu:
1. Menolong orang yang membutuhkan