Lihat ke Halaman Asli

Silmi Aziza Karroghi

Mahasiswa FKM Undip

Pentingnya Pemahaman tentang Pestisida dan Pupuk di Desa Kesongo

Diperbarui: 25 Januari 2022   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi bersama kelompok PKK Desa Kesongo/dokpri

Dusun Ngentaksari, Kesongo (06/11/21) -- Tim KKN PHP2D KSR FKM Undip telah mengadakan Workshop Urban Farming dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Desa Kesongo di tengah kondisi Covid-19 yang masih merebak. Hal ini dilaksanakan lantaran melihat potensi wilayah Desa Kesongo yang memiliki tanah subur dan juga lingkungan rumah yang umumnya masih memiliki pekarangan. Sebenarnya, pekarangan masyarakat Desa Kesongo sudah memiliki banyak tumbuhan, namun belum banyak warga yang memanfaatkan pekarangannya untuk menanam tumbuhan produktif seperti sayur mayur, buah, dan rimpang-rimpangan yang dapat dikonsumsi sehari-hari. Oleh karena itu, workshop ini diadakan untuk berbagi informasi dan mengedukasi masyarakat mengenai urban farming yang mudah dilakukan di rumah.

Kegiatan Workshop Urban Farming ini dilaksanakan di Gedung PAUD Baru, Dusun Ngentaksari pada Sabtu, 6 November 2021 pukul 09.00 -- 12.00 WIB. Workshop ini dihadiri oleh kelompok PKK Desa Kesongo yang berasal dari beberapa dusun. Kegiatan ini memuat beberapa pemaparan materi, antara lain mengenai urban farming itu sendiri, penggunaan pestisida dan pupuk, pentingnya peregangan, dan juga diadakan survei tentang minat tanaman buah-buahan pada masyarakat Desa Kesongo.

Pemaparan materi pestisida dan pupuk/dokpri

Salah satu Tim KKN PHP2D KSR FKM Undip, yaitu Silmi Aziza Karroghi juga turut berbagi informasi mengenai penggunaan pestida dan pupuk pada kegiatan kali ini. Materi ini turut diberikan karena mengingat masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya masyakat Desa Kesongo masih gencar dalam menggunakan produk ini untuk merawat tanamannya, terlebih lagi produk yang berbahan dasar kimia. Tak jarang pula masyarakat kita menggunakan pestisida dan pupuk dengan jumlah melebihi dosis dengan harapan tanaman menjadi lebih baik dan tahan hama. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya, hama akan menjadi resisten dan juga lingkungan akan menjadi tercemar karena efek residu yang ditinggalkan. Tidak hanya itu, hal tersebut juga akan berpengaruh pada kesehatan manusia yang mengaplikasikan pestisida dan pupuk serta manusia yang mengonsumsi hasil tanamannya.

Maka dari itu, pada sesi ini dijelaskan mengenai pengertian pestisida dan pupuk, jenis-jenisnya, APD yang digunakan saat proses pengaplikasian, keluhan-keluhan pasca penggunaan pestisida dan pupuk kimia, serta bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat pestisida dan pupuk organik. Di akhir sesi ini juga dilakukan pengenalan POREC-9, yaitu pupuk eceng gondok yang dibuat oleh KSM Mandala Karya Kesongo dengan bahan yang didapat dari wilayah perairan Rawa Pening. Harapannya dengan dijelaskan materi di atas, masyarakat dapat menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis dan juga menggunakan APD ketika pengaplikasiannya. Selain itu, diharapkan pula masyarakat bisa mulai menggunakan produk organic untuk merawat tanamannya.

Penulis: Silmi Aziza Karroghi - Fak. Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing : dr. Sri Winarni, M.Kes

Editor : Nikie Astorina Yunita D, SKM., M.Kes.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline