Lihat ke Halaman Asli

Guru Sosiologi dan Berbagai Kesan

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menurut penglaman saya, sewaktu menduduki bangku sekolah menengah atas. Guru sosiologi yang saya temukan atau yang pernah mengajar di sekolah saya belum memiliki karakteristik atau kemampuan sebagaimana beliau menjadi guru sosiologi yang professional seperti yang diharapkan saat ini, seperti yang kita tahu guru sosiologi sangat dibutuhkan dalam membimbing siswa agar dapat mengetahui hakikat dari ilmu sosiologi tersebut. Namun, pada kenyataannya masih banyak sekolah-sekolah yang mempunyai guru dalam bidang tersebut yang belum professional dalam menyajikan materi sosiologi pada peserta didik.

Menurut pandangan berdasarkan realita yang terjadin dan pernah saya alami bahwa, sewaktu masih duduk di bangku menengah atas saya menemukan sosok guru sosiologi yang menurut saya kurang berpengalaman dalam menyajikan materi sosiologi. Meskipun beliau berlatar belakang ilmu sosial, namun beliau belum paham bagaimana metode dalam pembelajaran materi sosiologi yang diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik. Namun dalam pembelajarannya ketika menyampaikan materi tentang masalah masalah sosial beliau sudah banyak membagi pengalaman pengalamannya dan menerapkannya dalam proses pembelajaran.

Oleh karena beliau tidak berlatar belakang pendidikan profesi keguruan , beliau belum mampu membimbing anak didik untuk bagaimana cara agar proses belajar dalam bidang sosiologi menjadi pelajaran yang menarik. Beliau juga belum paham bagaimana menjadikan materi atau bahan ajar tersebut bisa diseimbangkan dengan kurikulum yang sudah ditetapkan. Sehingga, ketika mengajar atau menyampaikan materi di dalam kelas, beliau hanya menggunakan metode yang kurang baik, beliau hanya bercerita tentang masalah sosial yang pernah di alami namun teori teori dalam sosiologi atau masalah sosial tersebut tidak bisa di padukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline