Lihat ke Halaman Asli

Bisnis Bioskop Mini Berpeluang di Luar Kota-kota Besar

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14006939481148208306

[caption id="attachment_307932" align="aligncenter" width="300" caption="bioskop mini"][/caption]

Bisnis hiburan, khususnya bioskop bagi masyarakat Indonesia mungkin sudah sangat akrab. Tapi sejak memasuki era 90an, eksistenti bioskop di berbagai kota banyak mengalami kemunduran, bahkan tidak sedikit yang kemudian menutup usahanya karena bangkrut. Ini terjadi karena gempuran peredaran VCD (resmi & bajakan) yang kian marak beredar kala itu, kemudian semakin menjadi ketika DVD (resmi & bajakan) ikut merangsek ketika memasuki era tahun 2000.

Banyak bioskop-bioskop kemudian menghilang sejak kurun waktu tersebut. Sekarang ini bioskop hanya ada di kota-kota besar dengan kekuatan modal yang juga besar sehinngga mampu bertahan. Namun ada sebuah tren baru ditengah masyarakat perkotaan berkaita dengan dunia hiburan bioskop. Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya mulai muncul sebuah konsep bioskop dalam skala kecil.

Bioskop mini ini menyuguhkan layanan untuk menonton sebuah film dengan fasilitas yang tidak kalah dengan bioskop-bioskop besar. Bedanya adalah penonton bisa dengan bebas memilih film apa yang ingin ditonton, dan skala kapasitas ruangan bioskopnya yang kecil, hanya cukup untuk 10-20 penonton, tergantung tingkat eksklusifitas yang ditawarkan.

Jika di kota-kota besar bisnis ini mendapat respon yang positif, tentu akan lebih berpeluang jika di kota-kota kecil yang notabene "bebas bioskop" didirian bisnis serupa. Tentunya dengan sedikit penyesuaian mengenai tarif masuk serta pilihan film yang disediakan. Modalnya mungkin bisa dibilang cukup besar, sekitar Rp.100 juta - Rp.200 juta untuk persiapan tempat, dekorasi ruang, peredam suara, proyektor, sound sytem, genset, dll. Namun jika menilik bahwa bisnis ini hanya memerlukan sedikit pengeluaran biaya operasionalnya, keuntungan 60% - 80% bisa Anda kantongi. Estimasi tarif masuk Rp.15.000/orang dan pengunjung 150 orang/hari, maka laba sekitar Rp.1,8 juta/hari sudah jelas masuk ke kantong Anda..

*more articles at http://pelakuukm.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline