Lihat ke Halaman Asli

Jangan bermain api, kalau takut panas..!!

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu saat secara kebetulan di sebuah warung kopi bertemu dengan teman lamaku, di tengah rasa kangen karena cukup lama tidak bersua, dia bertanya ; “ Namamu siapa sih di fb koq dicari-cari gak ketemu, aku kontak kamu sulit amat kuhubungi, apa no HP mu berubah pula...? “

"  Kamu klik nama X yang profilnya foto kucing itu alamat fbku..” ; jawabku.

“ Kenapa kau ubah identitasmu..? “ ; temanku tanya lagi.

“ Ga apa-apa iseng saja, kalau aselinya kubuka ntar dibilang babe-babe narsis.. “ ; jawabku santai

“ Aku tau, pasti takut kelacak debt colector ya, hahaha....!! “ ; ngakak.

(Selang beberapa saat, setelah menghabiskan kopi masing-masing kami saling pamitan dan berjanji akan ketemuan lagi dilain waktu, kebetulan ada yang harus kami bicarakan lagi).

Setibanya di rumah, aku berpikir memang ada benarnya juga guyonan temanku itu, untuk orang-orang yang mempunyai permasalahan dengan pihak Bank/Lembaga Keuangan non Bank yang mencoba menghindar dari kewajibannya, dengan teknologiyang semakin canggih bisa jadi melalui data di jejaring sosial seperti di Facebook, Twitter, Skype dsb, bisa melacak keberadaannya untuk menyelesaikan urusannya.

Dewasa ini dengan semakin gencarnya perBankan/Lembaga Keuanngan non Bank menawarkan berbagaimacam produknya seperti Credit Card, Pembiayan Pembelian Kendaraan bermotor, Pinjaman Uang Cash dgn jaminan BPKB dll yang semakin menggiurkan calon konsumen.

Tidak akan membicarakan penerima kredit yang benar memenuhi kewajibannya, untuk penerima kredit yang bermasalah terutamanya yang menjadi perhatiaan penulis.

Sebagai ilustrasi, ada kejadian seorang karyawan swasta yang menjadi korban Credit Card yang tanpa perhitungan matang(Lost Control) mempunyai 4 jenisCredit Card terpaksa mengajukan pensiun dini dari tempat kerjanya karena tidak bisa lagi melaksanakan kewajiban-kewajibannya tepat waktu. Dengan pensiun dini tersebutbukan atas dasar perhitungan apabila mendapat pesangon akan melunasi kewajiban-kewajibannya, tapi karena sudah tidak tahan lagi hampir setiap hari ditongkrongi Debt Colector di depan gerbang kantornya/di Pos Satpam, walau sudah diakalin dengan berbohong tidak masuk kerja sekalipun. Belum nasabah yang memanfaatkan fasilitas kredit kendaraan motor/mobilbanyak kejadian yang mereka alami seperti disita ketika sedang ada di jalan raya dsb. Semua kejadian tersebut berawal dari adanya salah perhitungan dan nafsu, kalau dalam mengajukan aplikasi Credit Card atau lainnya diperhitungkan dengan seksama urgensi dan kemampuan memenuhi kewajibannya (lancar) setidaknya tidak akan menimbulkan permasalahan baru.

Ditengah kebuntuan menghadapi permasalahanya, membaca iklan di koran banyak yang menawarkan penyelesaiannya dibacanya dengan cara simple dan murah. Begitu di datangi ke Kantornya tetap kita harus mengeluarkan biaya yang cukup berat juga sebetulnya.

Sebetulnya ada jalan keluar yang tidak harus kita sampai berhenti bekerja, atau menjual rumah sebatas menghadapi Credit Card/Kredit kendaraan bermotor, atau sama juga dengan penerima kredit lainnya penyelesaiannya ialah dengan adanya itikad baik, artinya kita menghadap ke pihak pemberi kreditbicarakan persoalannya dan kita nego ulang untuk besaran cicilannya yang sesuai dengan kemampuan terakhir kita, prinsipnya hubungan satu sama lain jangan terputus dan saling terbuka dialogkan. (Siapa yang enak hidup dengan beban utangyang berat dipikul tanpa ada upaya penyelesaiannyakemanapun kita melangkah rasanya dunia ini sempit, untuk itu jangan coba bermain api kalau takut panas, berpikir dahulu sebelum memutuskan).

Tabik........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline