Lihat ke Halaman Asli

Sihol Hasugian

Pembelajar Administrasi Publik; Sport Enthusiast.

Buffon, Rekor Baru Legenda, dari 43 hingga 1.100

Diperbarui: 4 Februari 2021   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gianlugi Buffon melakukan saves gemilang saat menghadapi Inter Milan. Foto : Twitter Gianlugi Buffon

Bila bulutangkis punya Hendra Setiawan yang telah memenangkan prestasi tertingginya, san masih bermain hingga sekarang, yang telah melewati usia keemasannya. 

Maka di sepak bola, kita memiliki Gianlugi Buffon, penjaga gawang veteran yang telah memenangkan level tertinggi sepak bola. Baik itu di klub maupun saat tampil bersama Italia. Bila Hendra belum pernah memenangi Thomas Cup, sama halnya dengan Buffon, yang sama sekali tak pernah mencicipi juara liga champions Eropa. Saat ini keduanya hanya menyisahkan juara itu saja.

Hendra Setiawan yang memutuskan kembali ke Pelatnas setelah berpisah dari Tan Boon Hoong tak lain untuk merangkuh piala Thomas yang dihelat di Bangkok, Thailand 2018. 

Sementara itu, rasa penasaran dengan trofi Liga Champions lah yang membuat Buffon hengkang ke Paris Saint German. Di klub kota Paris itu, ia berharap dapat memenangkannya. Sempat memutuskan pensiun, nyatanya dia malah kembali merumput. Itu tak lain karena pengaruh Ronaldo yang meneken kontrak dua tahun lalu bersama si nyonya tua. Ia masih penasaran dengan si kuping besar.

Buffon yang memulai karir sepakbolnya dengan bermain sebagai gelandang dan striker, telah meninggalkan kesan mendalam bagi dunia sepak bola dunia. Saat berusia 12 tahun, dia menemukan idola baru. Sekaligus yang akan menghantarkannya jadi seorang penjaga gawang. 

Adalah Thomas N'Kono, kiper tim nasional Nigeria yang tampil pada piala dunia 1990 Italia. Berkat Kono, ia segera berganti posisi menjadi penjaga gawang.

Saat itu, setelah dua pekan berganti posisi sebagai penjaga gawang, kiper kelahiran Carrara itu segera mendapat promosi sebagai kiper utama tim junior Parma.

"Kau mencetak gol sebagai seorang anak, lalu kau tumbuh menjadi lebih bodoh dan kemudian menjadi seorang penjaga gawang"

Ucapan itu ia sampaikan saat menceritakan kisah perjalanannya menjadi seorang penjaga gawang. Kala itu, sang Superman (sapaan akrabnya), menyampaikan apa dan bagaimana dia dapat menjadi seperti sekarang. Penjaga gawang.

Ia bahkan tak pernah bermimpi untuk jadi yang terbaik di dunia. Namun, dunia berkata lain. Ia jadi legenda penjaga mistar terbaik dunia. Yang diakui seantero pecinta sepak bola .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline