"Ini adalah ungkapan rasa syukur saya, karena termasuk orang-orang yang mampu bertahan dari serangan COVID-19. Dengan mendonorkan plasma konvalesen, saya berharap bisa menolong pasien Covid lainnya untuk segera sembuh". Tulis Airlangga Hartanto dalam akun twitternya.
Ketua Partai Golkar itu merasa bersyukur atas donor darah yang ia lakukan. Sebab dengan begitu dapat membantu para penyintas berjuang menghadapi Covid. Lalu setelahnya, ia mengajak pula para penyintas untuk mendonorkan darah mereka sebagaimana ia lakukan. Begitu ia tuliskan dalam utas singkatnya, sebanyak 4 bagian itu.
Bagaimanapun, tindakan Menteri Koordinator Bidang Perekomian itu menunjukkan itikad baik kepada publik. Itikad baik itu hanya sebatas karena dia adalah penyintas Covid-19. Bukan sebagai pejabat publik. Apalagi sebagai Ketua Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ( KPSPEN ).
Pernyataan dan tindakan Airlangga Hartonto itu justru bertolak belakang dengan posisinya sebagai Ketua Komite Penanggulangan Covid-19, yang sudah sepatutnya memberikan contoh perilaku yang baik di tengah pandemi. Salah satunya dengan terbuka kepada publik bila ia dinyatakan positif terkena covid-19.
Dengan terbuka, berarti secara moral dia telah bertanggung jawab, apalagi sebagai orang yang menahkodai penanggulangan covid di negeri ini. Tapi, sebaliknya, malah menutupinya. Dia bahkan memberitahu pernah positif setelah ia sembuh. Bukan seperti koleganya, Menteri Budi Karya Sumadi, yang langsung mengumumkan ke khalayak setelah ia dinyatakan terjangkit corona.
"Menko Perekonomian Airlangga Hartanto sempat terdeteksi positif Covid-19 di 2020 lalu. Dan saat itu, sudah diterapkan 3T ( testing, tracing, dan treatment ) secara optimal" Ucap Jubir Kemenko Perekonomian, Alia Karenia seperti dikutip CNN Indonesia, Selasa (19/1/2020).
Menariknya, ternyata pihak Istana tidak tahu menahu soal itu. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi mengaku tidak pernah tahu kalu Airlanga pernah terjangkit Covid. Lagi-lagi buruknya komunikasi di antara pejabat kita terjadi lagi. Sepertinya mereka tak belajar dari yang dulu-dulu. Pasalnya sudah ada teman-temannya melakukan hal yang sama. Khalayak publik tentu meresahkannya.
Bertanggung Jawab Secara Moral
Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman menyampaikan, pejabat publik seperti Airlanga semestinya langsung mengumumkan saat diketahui terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab, mereka banyak ditemui dan menemui publik.
Itu penting dilakukan setiap pejabat. Sekali pun ia pejabat tinggi. Memberi contoh kepada publik mestinya tidak susah-susah amat kok dilakukan. Itu juga akan mengisyaratkan kewaspaadaan kepada publik terhadap virus korona. Sebab masih banyak sekali masyarakat yang abai dengan ini. Apalagi penganut konspirasi elit global. Bila pejabatnya saja memberi contoh yang buruk, lalu bagaimana dengan masyarakat ?