Lihat ke Halaman Asli

Wisnu Adhitama

Jalani hidup hari ini dan rencanakan besok dan kedepan untuk berbuat sesuatu

Aku Adalah Robot

Diperbarui: 29 Agustus 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku adalah robot. Aku berjalan, melangkah, bertingkah layaknya robot. Otakku disistem sedemikian rupa sehingga aku patuh kepada yang berkuasa. Tak ada celah sedikitpun bagiku untuk bisa seperti manusia, bebas.

Penampilanku sesuai dengan apa yang dimau oleh pemberi program pada otakku. Meski aku memiliki rambut, tidak ada kebebasan bagiku untuk menentukan gaya rambutku, baju dan celanaku juga. Aku hidup sesuai keinginan yang telah memprogramku. Sistem diotakku dari pertama dibuat sudah diajarkan untuk patuh, meski salah.

Aku tersistem untuk acuh tak acuh kepada keburukan. Sistem di otakku takkan bereaksi lebih ketika kalian melakukan korupsi, kolusi, nephotisme, premanisme, dan perilaku curang lainnya. Malah sistemku akan memanjakan kalian, agar kalian aman!

Robot sepertiku ini takkan pernah memberi tahu kalian berbuat apa, atau sedang melakukan apa. Aku melakukan apapun yang diperintahkan kepadaku.

Pencitraan jelas telah otomatis disematkan kepadaku, sebuah robot pintar nan patuh kepada tuannya. Ya, tuan. Aku tak ubahnya adalah budak dari orang yang telah memasukkan program-program khusus ke otakku. Kata robot pintar, robot cerdas, robot hebat, tak henti-hentinya diucapkan oleh orang yang memprogramku dan para robot-robot lainnya. Jadi jelas, aku adalah robot yang populer.

Meski aku robot, aku mampu menggunakan teknologi lain seperti manusia. Aku bisa menggunakan handphone ketika aku telah diprogram oleh orang yang memprogramku. Ingat, aku adalah robot yang patuh. Aku bisa menggunakan namun belum tentu aku bisa membuatnya. Aku hanya robot yang patuh pada sistem yang ada di otakku.

Aku bersekolah juga seperti manusia. Namun sekolahku berbeda! Gedungnya tinggi-tinggi dengan pagar setinggi lebih dari empat meter. Cukup susah buatku untuk melarikan diri. Tidak seperti manusia, meski empat meter manusia mampu untuk memanjatnya demi meraih kebebasan belajarnya.

Aku adalah robot yang ingin menjadi manusia, namun aku takut dan ku rasa aku tak mampu. Jangankan untuk bebas seperti manusia, untuk bermimpi pun aku tak sanggup. Otakku terlalu dibuat lemah untuk bermimpi. Ya akhirnya aku hanya bisa seperti apa yang kalian baca di atas, hanya menjadi robot yang patuh.

Tuanku selalu mengancamku ketika aku salah melakukan sesuatu. Semua harus sempurna! Karena kesempurnaan itulah aku dibutuhkan di dunia ini. Meski menurutku apa yang mereka anggap sempurna itu hanyalah sesuatu yang belum mereka atau orang lain capai.

Aku robot yang patuh sehingga aku sedikit bisa bergaul. Aku bukanlah makhluk sosial seperti manusia. Setiap hariku hanya ada belajar, bekerja, belajar, dan belajar! Aku hampir tidak memiliki waktu untuk bermain sesukaku.

Saat aku tidak digunakan terkadang aku meratapi diri sebagai robot. Aku hanya bisa terdiam melihat teman-temanku sesama robot bekerja hilir mudik dengan manusia-manusia disekelilingnya. Aku ingin membantu mereka, namun sayang sistemku tak dirancang untuk itu sehingga aku takut untuk membantu mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline