Lihat ke Halaman Asli

Satu dan Hanya Satu

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth





Aku. Kamu. Bernama Kita. Satu rasa, melebur dalam cinta. Tergoreskan kisah.

Kau buka sebuah buku dongeng dalam genggamanmu. Aku berbaring dalam pelukan tanganmu. Malam menyapa semakin larut. Kau mulai membacakan barisan pertama dalam buku itu. Cinta, katamu. Lalu melirik mataku. Angin merasuk dalam pori-pori tubuh yang telanjang. Bermadu cinta kita habiskan bersama.

“Sayang, kamu hanya satu,” bisikmu sejenak saat cerita cinta mengalun dari mulutmu.

Aku tersenyum, mengenggam erat tubuh gagahmu.  Kau kecup dahiku, lalu menutup buku yang baru beberapa lembar kau bacakan.

“ Sayang, kalau kisah kita tidak berakhir indah, bagaimana?” tanyamu.

Aku tersenyum.“ Menikahlah denganku!” lanjutmu melingkarkan cincin di jariku.

“ Baiklah. Setelah kau meninggalkan kekasihmu sayang!” jawabku.

“ Pasti, Sephiaku!”

http://sihijau.wordpress.com/2012/04/28/satu-dan-hanya-satu/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline