Bila jakarta adalah manusia, dia akan membenci dirinya ketika harus bangun pagi hari dan pulang malam hari. Ya, dia temanku. Jakarta yang cantik, jakarta yang malang.
Selalu dia mencoba untuk hidup tenang, tapi selalu saja hidupnya dilanda ketidak adilan. Bayangkan saja, hampir setiap pagi dia bangun, sudah ada yang mencacinya. Begitu pula ketika malam mulai tiba.
Seakan terlalu banyak topeng di dekatnya. Seakan tidak ada pembeda dengan yang sungguh-sungguh mencintainya. Seakan hanya dialah penyebab kemalangan hidup sekitarnya.
Ah, jangan bersedih jakarta. Kau tetap teman kenanganku. Biarlah mereke terpuruk dalam topengnya sendiri. Buatku, kau tetap nyata.
Memang lebih mudah mengeluh daripada membenahi yang telah berantakan sejak lama. Memang lebih mudah mencaci daripada mencintai. Itulah kenyataan. Jangan menanggung bebanmu sendiri! Suatu hari, mereka akan menyadarinya.
fiksiimini cerita ini terinspirasi dari jalanan ibu kota jakarta! Dan hanya sebuah fiksi, bukan curhat apalagi keluhan!