Lihat ke Halaman Asli

Salam Damai

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak bisakan, salam damai ini menjadi nyata?

Ketika bertemu satu dan yang lain, tak bisakah kita merasakan damai?

Kalau damai menjadi gersang, mengapa harus ada salam damai?

Tak ada yang paling hebat, diantara terhebat. Bukankah begitu?

Hanya saja terkadang kau mensalah artikan kecintaanmu pada sesamamu.

Bukankan Dia yang mengajarkan untuk bersalam damai setiap saat?

Tak bisakah, damai yang gersang ini menjadi damai yang tertanam indah?

Karena inilah rindu damai. Karena inilah kenikmatan damai.

Ketika aku dan kau, kita yang berbeda, berpelukkan, bersalaman dan bermaafan.

Ketika kita saling menghormati dan menghargai, tanpa ada kecurigaan sedikitpun.

Aku dan kau manusia, aku dan kau diajarkan salam, aku dan kau diberikan damai,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline